mimbaruntan.com, Untan – Meski dengan segala keterbatasan, warga desa Olak-Olak Kubu tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatannya. Kesehatan yang menjadi salah satu kebutuhan primer harus tetap dipenuhi meski minim bantuan yang diberikan oleh pemerintah.
Warga desa Olak-Olak Kuburaya sebenarnya tidak pasrah dalam keadaam ini. Selama ini warga pernah melakukan gotong-royong untuk membenahi jalan yang rusak dengan semampunya. “Ya kalau ada rejeki kita patungan dan benerin jalan semampunya,” kata Wilot bercerita.
Selain membenahi jalan, ada hal lain juga yang dilakukan oleh salah seorang tenaga kesehatan di Desa Olak-Olak Kubu. Menjadi seorang pengabdi untuk menjamin kesehatan masyarakat sudah tertanam dalam dirinya sejak ia sadar bahwa kondisi warga desanya tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Ia juga tak ingin desa nya terus menjadi desa yang tertinggal, dengan inisiatif dan rasa kepedulian yang tinggi Kusmiati (30) yang berprofesi sebagai Bidan dan menggeluti dunia kesehatan sejak tujuh tahun ini menyiapkan segala fasilitas sebagai langkah awal untuk membantu warga setempat.
Menyediakan transportasi seperti Speed 40 PK jika dibutuhkan secara mendadak dan menjadikan rumahnya sebagai Polindes. Hal ini ia lakukan lantaran Polindes tempat ia bekerja sudah dikatakan tidak layak untuk digunakan.
“Di Dusun Melati, dulu tempat saya bekerja sekarang sudah rusak atapnya bocor, jadi sempat beberapa pekan tidak melayani pasien disana, dan ketika ditunggu-tunggu enggak ada juga perbaikan di Polindes saya, akhirnya saya jadikan rumah saya sebagai polindes untuk melayani warga,” tuturnya Kusmiati. “Terutama sih kalau ada yang mau melahirkan, kalau ada yang mengaharuskan dirujuk kita juga sudah siapkan speed dan akan langsung dibawa kerumah sakit di Kota,” paparnya.
Menjadi putri daerah yang mengetahui kondisi Desa Olak-Olak Kubu membuatnya semakin yakin bahwa saat ini apa yang dilakukannya sudah menjadi tanggung jawab dan kontribusi bagi Desa tempat ia dilahirkan. “Kalau ada pasien yang benar-benar enggak bisa di bawa kesini maka saya yang akan ke rumah pasien, dengan berbekal alat seadanya aja, karena sulit juga untuk akses jalan yang dilalui, enggak memungkinkan bawa oksigen, infus dan lain sebagainya kan,” imbuhnya tersenyum. “Dan saat ini kita disini juga masih kekurangan peralatan untuk melakukan pelayanan kesehatan, saya harap dari pemerintah bisa membantu,” harapnya.
Penulis: Umi dan Riduan
Editor: Gusti Eka
Baca berita selengkapnya di Majalah Mimbar Untan Edisi XI yang terbit Mei 2018