“Semakin terang cahayanya, semakin gelap bayangannya,” sambat runa.
Mengapa percaya analogi yang bahkan tak masuk akal, pikirku cukup terlihat berdamai sekiranya sekitarku tak perlu tau. Ingin sejauh mana kau mengulik?
Remang-remang pukul 21.15, kunang-kunang bahkan sesekali nampak, apakah menurutmu ini masih terlalu awal. Hawa malam ini begitu terasa mengikat. Ada apa, mengapa terasa sempit? Bukankah tidak ada yang sedang kau gelisahkan. Mengapa seperti memikirkan harus menyelesaikan seribu candi esok.
Kepalamu itu akan membuat goresan sedikit yang dapat melukai area motorik atas di otakmu. Cobalah menghela nafas sesaat, barangkali dapat mereda. Ambillah obat pada laci di pinggir kasur, telan perlahan.
Baca Juga: Iqra: Nasib Badan
Tidak usah berlebihan, dirimu yang membuat jangkauan terasa lebih luas. Menjangkau orang lain yang bahkan sebelah mata melirik pun tidak. Menjangkau beban sekitar yang memindahkan pada lenganmu terasa berat. Menjangkau pundakmu demi menopang pundak lainnya.
Berhenti memainkan peran seolah dirimu tokoh yang paling mengambil semua perhatian. Betapa mirisnya pena di tanganmu telah memerah. Goresan itu bahkan menodai kemeja putih yang kau kenakan.
Tali biru itu selalu memikat bukan?
Bagaimana jika kita membuat adegan sendiri hari ini, kita tentukan peran utama dan rasa sakitnya. Setelah itu, semuanya menjadi lebih bahagia.
Perlahan supaya tak mengganggu. Keratkan betul, bukan lelucon jika hal tersebut nampaknya gagal.
Baca Juga: Internasionalisasi Mahasiswa, Untan Berharap Tak Hanya Pertukaran Sepihak
Ambillah ancang-ancang, tersenyumlah dengan penuh kupu-kupu di kepalamu. Pikirkan apa yang membuatmu begitu terlihat bercahaya selama ini. Pertunjukkan ini akan menjadi hal yang tidak akan pernah indah dimata orang lain jika kau melakukan kesalahan.
Apa kau tidak melihat penonton di sekitarmu?
Iyaaa, aku sendirian bersama sakit melepas nyawa dan anganku bertiup ke arah jendela yang kubuka sejak tadi.
Mati lampu kah, bahkan sebelum aku bercahaya sepertinya bayanganku menutupi semua titik kemungkinannya.
Sampaikan kesuksesan pertunjukkan malam ini pada mereka yang tak sempat melihat, siapa tahu mereka nampak bercahaya membayangkan betapa gelapnya bayanganku saat-saat itu.
Penulis: Hida Putri Ghaisani