mimbaruntan.com – Untan, Cuaca teduh beriringan semilir angin seolah mendukung berjalannya pagelaran yang tengah ramai diperbincangkan. Pontianak Fashion Week (PFW) yang merupakan bagian dari Pontianak Festival Week mencuri perhatian dengan kehadiran nya di tengah kota. Meriuhkan suasana, senandung musik elektro menggema di Taman Sepeda (ex Nineteen Café) Untan.
Hasrat penasaran yang ingin dipuaskan, membuat para pengunjung berbondong-bondong memadati pagelaran. Wara-wiri peserta yang bersiap untuk tampil tampak sedikit gugup memastikan kostumnya tetap ciamik. 40 Fotografer telah disediakan untuk siap mengambil momen epik peserta berlenggak lenggok di atas zebra cross imitasi karya panitia.
Memastikan peserta tak salah kostum, panitia mengemas tema kostum kedalam tiga kategori diantaranya kategori kemerdekaan, multi etnis hingga kategori bebas. Kurang lebih 500 peserta turun langsung memamerkan fashion terbaiknya.
Disebut sebagai tim sukses, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan rupanya turut terlibat menjadi bagian dari pagelaran ini. Tak hanya peragaan busana yang memanjakan pengunjung, terdapat serangkaian acara yang menghibur diantaranya zumba, pagelaran seni dan musik hingga lomba 17 agustusan mengingat masih dalam suasana perayaan kemerdekaan.
Baca juga : Citayam Fashion Week: Mencari Ruang Kebebasan Tanda Tidak Meratanya Pembangunan
Menariknya, pagelaran Pontianak Fashion Week 2022 ini dipersiapkan dalam kurun waktu tak lebih dari tiga minggu. Bermula dari selintas ide yang dikemukakan oleh Oksa Ade Cepi beserta rekan sesama jurnalisnya, Dedek Iskandar ingin memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi masyarakat Kota Pontianak. Lelaki dengan kemeja bermotif kotak-kotak itu meyakini bahwa masyarakat berhak mendapat wadah untuk berekspresi secara leluasa tanpa perlu mengganggu mobilitas.
“Kita berusaha memberi ruang khusus kepada teman-teman yang ingin bebas berekspresi, siapepun boleh begaye disini,” ujarnya.
Oksa menjelaskan salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan PFW 2022 adalah adanya isu-isu pembubaran event ini dikarenakan beberapa isu sensitif yang beredar di Kota Pontianak. Namun, mereka dapat menepis isu-isu yang beredar, salah satunya dengan cara melibatkan aparat keamanan dalam keberlangsungan event ini.
Dengan penuh senyum, Oksa mengaku bangga dapat menyelenggarakan event Fashion Week perdana di Pontianak walau tanpa berlatar belakang event organizer. Terakhir, ia berharap PFW 2022 dapat menjadi barometer bagi event-event selanjutnya di Pontianak.
“Jika sampai dua hari ke depan acara ini berjalan sukses, kami akan menjadikan Pontianak Fashion Week sebagai agenda tahunan tentunya dengan dukungan dari Pak Wali kota,” ungkapnya.
Beberapa pengunjung terlihat mengenakan outfit yang unik dan beragam. Salah satunya Michael, mengenakan wig berwarna oranye dan membawa replika senjata yang dibuatnya sendiri. Michael menyebutkan bahwa ia sedang men-cosplay karakter Hyoudou Issei dari anime Highschool DXD.
Tua, muda, hingga anak-anak dapat mengekspresikan dirinya dengan bebas pada event PFW 2022 ini. Tak terkecuali grup Mak Rempong, sekumpulan ibu-ibu yang menarik perhatian pengunjung dengan pakaian yang didominasi warna merah dan putih.
“Ini temanya hari kemerdekaan,” ujar Sapariah saat ditanya mengenai tema pakaian yang tengah digunakannya.
PFW berhasil menghadirkan 16 model yang membawakan berbagai karya desainer asal Pontianak. Adi, salah satu model menyebutkan bahwa ia terpilih dari 700 orang yang diseleksi untuk membawakan pakaian spesial dari desainer. Sehari sebelum event dimulai, Adi berlatih langsung di atas catwalk. Di Hari-H, ia mengaku tidak merasakan nervous sama sekali. Adi berharap event ini dapat diadakan lagi di tahun-tahun selanjutnya.
“Mudah-mudahan event ini bisa berlanjut lagi, dimulai tahun 2022 ini, semoga tahun berikutnya ada lagi,” tutupnya.
Penulis : Hilda, Ibnu, Dedek
Editor : Monica