mimbaruntan.com, Untan— Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia ( PPMI ) telah menginjak usia yang tidak muda lagi. Selama 23 tahun PPMI telah berkecimpung di pergerakan pers mahasiswa Indonesia. Dengan usianya yang ke 23 ini dilaksanakanya Dies Natalis PPMI ke XXIII di Universitas Muhammadiyah Semarang dengan tema “persma bangkit dan melawan pembungkaman”. Dalam acara dies natalis kali ini diikuti oleh berbagai Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di seluruh Indonesia termasuklah aktivis LPM Universitas Tanjungpura Pontianak. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan yang mewakili Gubernur Jawa Tengah. ” pak Gubernur sangat apresiatif dengan acara ini, karena banyak jurnalis yang tidak kritis sehingga perlu persma yang bersikap kritis untuk mengawal Indonesia,” ungkap Nur Hadi , Jumat (29/1).
Hal senada juga disampaikan oleh sekjen nasional PPMI, Abdus Somad. Ia mengungkapkan bahwa persma harus mampu melawan media yang mulai tidak berfungsi sebagai media. “Karya persma harus bisa dibaca oleh masyarakat dan mengedukasi,”ujarnya.
Somad juga mengatakan bahwa, ketika mulut seseorang sudah disumpal, maka menulislah jalan satu-satunya. “Kita ada untuk Indonesia bukan untuk kejayaan kelompok tertentu,” tambahnya.
Dies natalis PPMI yang ke XXIII ini dilaksanakan dari tanggal 29 Januari sampai 1 Februari 2016 dengan agenda acara Seminar Nasional, Pelatihan Jurnalistik dan Persmafest. Riswanto sebagai ketua panitia pelaksana berharap, melalui kegiatan ini persma indonesia mampu melahirkan karya-karya yang bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas,”persma harus idealis dan mampu melahirkan karya-karya,” pungkasnya.
Reporter: Isa, arif & suryansah
Editor: Dadang