mimbaruntan.com, Untan— penangkaran anggrek di belakang Gedung Lemlit yang di kelola oleh dosen Fakultas Kehutanan, Dwi Astiani. Lahan yang digunakan dalam penangkaran tersebut adalah lahan milik Untan, akan tetapi hingga saat ini Untan belum ada memberikan bantuan dana untuk pembangunan ataupun biaya perawatan, Karena sistem pinjam lahanya yang belum begitu diketahui, “mungkin Rektor yang baru juga tidak tahu, ya ibu juga nggak berusaha ngacau lah, selagi masih ada dana sendiri ya gunakan dana sendiri, jika ada mahasiswa yang mau praktek atau penelitian disitu silahkan saja, ibu tidak masalah,” ungkap Dwi Astiani, Selasa (19/1).
Ia juga mengatakan bahwa, karena keterbatasan dana untuk biaya renovasi, sehingga kondisi penangkaran aggrek menjadi kurang terawat. Sebanyak 250 jenis anggrek yang ditanam termasuklah anggrek-anggrek yang langka dan aggrek hutan, akan tetapi anggrek tersebut banyak yang mati dan sekarang hanya tersisa kurang lebih 138 jenistanaman aggrek lagi, “karena waktu tahun 2008 sampai 2013 saya pergi sekolah lagi jadi, dannggak ada yang rawat,”pungkasnya.
Sampai saat ini pengelolaan dan perawatan aggrek tersebut masih menggunakan uang sendiri, jadi dalam perawatanya dilakukan secara perlahan-lahan, “Pengelolaannya masih menggunakan dana pribadi sampai sekarang pun, jadi ya bertahan apa adanya dulu lah” pungkasnya.
Reporter:Meisuri
Editor: Dadang