Mimbaruntan.com, Untan – Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Asy-Syajaroh Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) menyelenggarakan kegiatan Studi Wisata Alam Rimba (Simba) pada tanggal 24 – 27 Desember 2018 berlokasi di Danau Sebedang, Kabupaten Sambas (28/12).
Simba merupakan kegiatan tafakur alam yaitu merenungkan segala tanda-tanda kekuasaan dan ciptaan Allah SWT. Kegiatan yang bertemakan “Bersama Alam Membentuk Karakter Rimbawan yang Beriman dan Berjiwa Militan” ini diikuti sebanyak 35 peserta dari mahasiswa baru angkatan 2018 Fakultas Kehutanan Untan.
Suyudi Rahmanto selaku ketua panitia menuturkan bahwa tafakur alam Fakultas Kehutanan Untan berbeda karena dikonsep sesuai dengan bidang kehutanan. “Simba dikonsep sesuai bidang kehutanan sehingga materi yang diberikan adalah materi kerohanian dan kehutanan yang mana kami masuk kedalam hutan sehingga fisik peserta harus kuat melewati medan di dalam hutan. Berbeda dari fakultas lainnya yang biasa memilih tempat terjangkau seperti pantai dan tempat view yang bagus sedangkan kehutanan lokasinya sulit dijangkau contohnya sekarang ini masuk sangat dalam ke dalam hutan melewati lereng yang curam dan rawan jadi ada hal tersendiri yang berbeda dari fakultas lain,” ungkapnya.
Baca juga: Warkop Solidaritas Gelar Diskusi Bertema Perempuan
Ia juga menambahkan rangkaian kegiatan peserta sangat menarik, ditambah dengan lokasi yang tidak biasa semakin menambah keseruan, kekompakkan dan ukhuwah peserta.
Ayyub selaku ketua FKMI Asy-Syajaroh menjelaskan bahwa kegiatan simba merupakan agenda tahunan sebagai penutup kegiatan studika. “Dahulu simba salah satu jenjang kaderisasi tetapi sekarang menjadi akhir atau penutup kegiatan studika karena dimulai dari games rimbawan dan penutupnya simba ini,” tutur Ayyub.
“Harapan untuk peserta bisa mengenal dan mentafakuri alam di danau sebedang maupun alam sekitar yang sehingga dapat merenungi ciptaan Allah swt. dan peserta bisa menjadi bagian dari Asy-Syajaroh dan juga menjadi panitia tahun depan dan harapan saya karena simba 2018 sudah baik, bisa lebih baik lagi di simba 2019,” jelasnya.
Randi Padrian satu diantara peserta ikhwan mengungkapkan bahwa banyak pelajaran yang diajarkan khususnya keagamaan bagi anak milenial yang dekat dengan games dihandphone mereka sehingga jarang melaksanakan kewajiban agama. “Anak milenial mungkin jauh dari kegiatan keagamaan karena biasa bermain games dengan hp tetapi selama 4 hari tanpa menyentuh hp dan diisi dengan kegiatan bermanfaat seperti tahajud, duha, sholat 5 waktu, tilawah, almatsurat dan hafalan Quran surah Al-Kahfi 1-4 sehingga dengan adanya simba ini bisa memperdalam agama,” pungkasnya.
Baca juga: Bebasnya Ayub (Pers Rilis)
Disisi lain, Ari Marlina satu diantara peserta akhwat merasa terkesan dengan kegiatan simba 2018 karena pengalaman dan pengajaran yang diberikan dimana barang yang seadanya dapat cukup selama berada di dalam hutan dan mengingat serta melihat ciptaan Allah swt. yang harus dijaga. “Liburan kali ini sungguh terkesan tidak hanya liburan dan lihat alam saja pastinya ilmu yang bermanfaat,” tegasnya.
Penulis: Bella Suci
Editor: Nurul R.