mimbaruntan.com,Untan- Universitas Tanjugpura (Untan) bekerja sama dengan Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), dan Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) mengadakan Joint Summer Program dengan mengusung tema “Mangrove : Youth Starving For The Green Environment”. Kegiatan yang diselenggarakan sejak 20 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa dari Untan, Polnep, dan UMP saja namun ditambah dengan keikutsertaan mahasiswa luar negeri seperti Malaysia, Taiwan, Jepang, dan Brunei Darusalam.
Hukma Zulfinanda selaku ketua panitia kegiatan mengatakan, diangkatnya tema mangrove dalam summer program tahun ini mengingat bahwa mangrove memiliki peranan penting bagi lingkungan terutama dalam hal mencegah abrasi pantai. “Kalimantan Barat sedang marak-maraknya abrasi, jadi sedang digencarkan penanaman mangrove di tepi pantai,” ungkapnya, Jumat (24/08).
Ia mengatakan bahwa nantinya peserta akan mengunjungi mangrove di Mempawah dan Singkawang sehingga ia berharap lewat kegiatan ini mahasiswa Indonesia maupun luar negeri dapat menerapkan hal-hal baik yang telah mereka pelajari. “Mereka antusias selama mengikuti kegiatan, baik saat diskusi maupun tanya jawab. Semoga sepulang dari kegiatan, mereka dapat menerapkan ilmu yang telah didapat,” harapnya.
Berbicara mengenai mangrove, Palguna Wiranata selaku satu di antara peserta yang hadir mengungkapkan rasa antusiasnya karena lewat kegiatan ini ia dapat membuka wawasannya untuk belajar mengenal manfaat mangrove secara lebih luas. “Mangrove juga bisa secara tidak langsung mengurangi dan menghentikan ombak pada daratan sehingga pohon-pohon mangrove tersebut dapat jadi banteng pertahanan. Dari buahnya dapat dimanfaatkan sebagai tepung, obat. Batangnya sebagai hasil hutan kayu. Di pohon mangrove masih banyak manfaat seperti madu dari pohon mangrove. Selain itu budidaya mangrove sebagai tambak, tempat hidup biota lain seperti udang maupun burung-burung,” jelasnya.
Begitu banyak manfaat mangrove yang selama ini jarang terdengar pada ranah publik. Palguna juga menyebutkan bahwa setelah mengikuti kegiatan ia dapat mengetahui bahwa ekosistem mangrove rupanya tak hanya bernilai lingkungan saja, melainkan bernilai ekonomi pula. Potensi usaha ekonomi mangrove dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi salah satu icon pariwisata lokal yang diminati wisatawan.
Sebagai perwakilan mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Untan, Palguna berharap lewat kegiatan ini, ia dapat turut berpartisipasi aktif menyumbangkan pemikiran, ide, dan gagasan untuk pengembangan mangrove ke arah yang lebih baik. “Saya sebagai forester, ingin sekali berpartisipasi mendukung masyarakat meningkatkan potensi ekonomi, sosial , dan seluruh aspek lainnya lewat mangrove. Saya ingin berperan aktif, memberikan ide-ide dan masukan, perkembangan pengelolaan mangrove yang semakin baik dari hari ke hari,” tutupnya.
Penulis : Sekar A.M.
Editor : Fikri Rizki Firdaus