Peringatan tahun baru Islam biasanya dilakukan pada setiap tanggal 1 Muharram, (terlepas dari banyak sumber yang berbeda pandangan terhadap penetapan tanggal tersebut dan pembolehan memeriahkan atau tidaknya). Yang menandai perubahan tahun Hijriyah dan berbagai cara masyarakat memaknai pergantian itu, sebagai bentuk suka cita umat muslim terhadap hadirnya tahun baru.
Terlepas dari itu mari kita kembali ke belakang. Mengingat dan merenungkan kondisi Ummat muslim saat ini dengan pada masa sebelumnya, dahulu hampir seluruh bagian dunia dikuasai oleh Ummat Muslim, berbagai penaklukan-penaklukan yang pernah terjadi oleh ummat muslim, penaklukan itu dilakukan dan di inisiasi oleh kaum mudanya yang gerah dan gelisah melihat keadaan kehidupan pada zaman mereka, namum kita lihat hari ini, menurut data dari bbc.com pada tahun 2015 Pemeluk Agama Islam menempati Posisi kedua di Dunia ini dengan persentase pemeluk sebanyak 24% atau 1,8 Miliar jumlah penduduk.
Melihat perkembangan Kebangktan islam maka kita bisa bercermin terhadap pemudanya, jika kita membandingkan kondisi Pemuda Muslim dahulu dengan pemuda muslim sekarang maka akan sangat terlihat jelas ketimpangannya. Dahulu pemuda muslim berjuang dengan segala upayanya untuk membela dan menegakan kebenaran, tidak banyak bicara namum banyak bekerja, namun pemuda saat ini lebih banyak berbicara dibanding dengan kerjanya dan Orientasi pekerjaannya sangat sedikit yang bekerja untuk Agama.
Muncul suatu pertanyaan, kenapa kondisi ini bisa terjadi? Padahal Pemuda adalah penenur peradaban bangsa dan pemikul beban perjuangan agama dan Negara. Jawabannya adalah pemuda muslim saat ini sudah tidak memiliki Karakter. Tergoresnya karakter pemuda saat ini banyak sekali factor penyebabnya diantaranya adalah
Pertama, tidak adanya penanaman Ilmu agama mulai dari dini, baiknya karakter itu terlihat dari baik dan taatnya seseorang beribadah, namun penanaman ilmu agama sejak dini sudah jarang ditemui di rumah-rumah ummat muslim, anak-anak dari kecil tidak diajari untuk bisa dan biasa membaca alquran dengan baik dan benar, anak-anak tidak berikan pendidkan akhlak dan lain sebagainya, namun anak-anak dari kecil hanya di ajari bagaimana menggunakan Handphone bagaimana cara bermain game dan lain sebagainya sehingga tidak tertanam karakter kabaikan didalam diri ummat muslim.
Kedua, Mata pelajaran PAI yang semestinya telah dimasukan dikurikulum sejak dini penddidikan normal di Indonesai malah di potong dan dibatasi waktu pengajarannya, padahal pembelajaran terkait Agama dan Keindonesiaan sangat penting ditanamnkan sejak dini kepada anak-anak, namun sekarang hal itu tidak terjadi justru mata pealajaran yang tidak menimbulkan karakter yang diperbanyak jam pelajaranyya disbanding mata pelajaran yang berhubungan dengan agama dan keIndonesiaan.
Ketiga, Masuknya era Globalisasi, yang banyak memiliki dampak penipisan Karakter pemuda muslim, dengan masuknya era Globalisasi ini banyak dianatar kita yang menyalahgunakan dan menyalahartikan perkembangan ini yang justru berdampak buruk terhadap Karakter.
Maka harapannya dengan semangat tahun baru ini kita pemuda muslim dapat menjadikan ini sebagai momentum untuk muhasabah diri kita untuk menilai kita masuk kedalam golongan yang mana apakah kita termasuk kedalam golongan pemuda yang berkarakter atau pemuda yang tidak berkarakter dan kita bisa menyadari bahwa peran kita sangatlah penting untuk memperbaiki kondisi ummat islam saat ini untuk persiapan meraih kegemilangan dan kejayaan islam di masa yang akan datang, karena pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa yang akan datang, Kemajuan dan perkembangan Islam kedepan terdapat dipundak kita semua ummat muslim begitupun sebaliknya.
Oleh : {Muhammad Al Iqbal : Penerima Manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara Dompet Dhauafa}