mimbaruntan.com, Untan – Kegiatan Sosialisasi dalam tema “Budaya Literasi bagi Anak Disabilitas Khususnya Disabilitas Tunarungu” yang diadakan di SLB-B Dharma Asih tepatnya di jalan Jenderal Ahmad Yani, Bangka Belitung Darat, Kec. Pontianak Tenggara pada Jumat, (9/12).
Kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi literasi kepada siswa/siswi penyandang disabilitas Tunarungu kelas 4-6 SD. Sosialisasi tersebut diIsi dengan teknik pembelajaran berupa games menebak huruf kata dan gambar tanpa tulisan, serta membuat video pembelajaran yang nantinya akan diberikan kepada guru sebagai cara belajar yang baru.
Baca Juga: Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia: Mahasiswa Juga Perlu Sehat Mentalnya!
Ibu Suyanti selaku Kepala Sekolah SLB-B Dharma Asih, menyampaikan apresiasi kepada Mahasiswa Universitas Tanjungpura yang telah menyelenggarakan kegiatan literasi kepada siswa/siswi Tunarungu. Ia berharap sosialisasi ini bermanfaat bagi seluruh siswa/siswi disana.
“Semoga kerja samanya tidak (hanya) kali ini, tetapi bisa berlanjut dengan kegiatan yang berbeda-beda. Sekolah bisa memfasilitasi tempat yang ada mau jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Kami mengharapkan ada kegiatan seperti ini agar anak-anak kami sangat senang menikmati permainan ini dan tentunya ini sangat besar sekali maknanya untuk mereka. Sekali lagi, terima kasih kepada Mahasiswa Universitas Tanjungpura yang telah menyelenggarakan acara seperti ini, semoga murid-murid kami mendapatkan pengetahuan yang luas dan bermanfaat,” ungkapnya.
Baca Juga: Melahirkan Generasi Unggul dari Wanita yang Berpendidikan
Sebagai ketua kegiatan, Rizki Alfitra Hasibuan berharap siswa/siswi di SLB-B Dharma Asih ini dapat meningkatkan pengetahuan/pemahaman yang berkualitas dan inklusif dan juga mengembangkan karakteristik kepada peserta sehingga dapat menstimulus tingkat intelektual mereka khususnya siswa/siswi penyandang disabilitas Tunarungu.
“Saya berterima kasih kepada guru-guru pendamping SLB-B Dharma Asih yang telah membimbing kami dalam mempraktikkan kepada siswa/siswinya dalam berbicara dan menulis. Ini sebagai indikator kami bahwasanya kegiatan kami tidak hanya sekali ,tetapi secara berkelanjutan dan bakal ada tindaklanjut dari tim kami untuk memantau perkembangan siswa/siswi penyandang disabilitas khususnya tunarungu dalam budaya literasi. Demikian pula, saya berterima kasih kepada anggota tim yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini dan sebagai pembelajaran di kehidupan sosial masyarakat,” tutupnya.
Penulis: Mahasiswa Universitas Tanjungpura