mimbaruntan.com, Untan- Pemuda di setiap generasi adalah penggerak perubahan dan transformasi perbaikan suatu bangsa. Kontribusi pemuda berada di banyak hal, ada yang aktif menjadi generator berbagai organisasi, berprestasi dan berkarya maupun menjadi relawan serta pelopor kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Mereka semua adalah generasi penggerak kebangkitan bangsa, pejuang-pejuang pengisi nilai-nilai kemerdekaan. Peluang ini dilihat oleh Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa memberikan beasiswa kepemimpinan untuk menyalurkan potensi tersebut. Rangkaian seleksi yang dilakukan akhirnya mempertemukan aktivis-aktivis pilihan dari seluruh Indonesia dalam suatu acara bernama Future Leader Camp di Solo, 3-6 Mei 2018. Mereka adalah penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (PM Bakti Nusa) angkatan ke 8. Berasal dari 18 Perguruan Tinggi pilihan yang tersebar di seluruh Indonesia dan berada di 10 wilayah. Wilayah tersebut adalah Bogor, Bandung, Jakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Palembang, Yogyakarta, Malang dan Pontianak.
Bayu Chandra Winata selaku Koordinator Kurikulum Bakti Nusa mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mempertemukan seluruh aktivis seluruh Indonesia. “Salah satu tujuan kami mempertemukan seluruh aktivis terbaik dari seluruh Indonesia adalah agar kalian tidak menjadi aktivis jago kandang, yang merasa hebat dan matang. Bertemu dengan orang-orang yang juga hebat, semoga sifat greedy kalian bisa terkikis,” ungkapnya.
Pada malam pertama setelah kedatangan peserta di Kusuma Sahid Prince Hotel, diadakan orientasi awal kepada peserta tentang apa tujuan yang akan dicapai oleh beasiswa Bakti Nusa ini. Materi pertama adalah tentang uswah leadership, bentuk kepemimpinan yang akan dituju. Materi disampaikan oleh Muhammad Syafi’ie El-Bantanie selaku direktur Dompet Dhuafa Pendidikan. Selanjutnya diadakan pengenalan dari masing-masing wilayah, semua peserta tampil terbaik dengan membawakan budaya daerah masing-masing.
Hari kedua, dimulai dengan materi membaca model kepemimpinan di masa depan yang disampaikan oleh Zaim Nuchrowi selaku pendiri Republika. Dilanjutkan penjelasan hak dan kewajiban penerima manfaat, yang kemudian dengan dikukuhkan melalui penandatanganan akad selama 2 tahun. Semua peserta merasa mantap bahwa mereka siap dan yakin melanjutkan akad, dan bertekad untuk melaksanakan amanah kewajiban sebaik-baiknya. Materi kedua setelah diadakan sholat Jumat bersama dilanjutkan dengan materi “Bagaimana Membangun Gerakan Sosial” yang disampaikan oleh Erie Sudewo selaku pendiri Dompet Dhuafa dan banyak gerakan sosial lainnya. Setelahnya semua peserta melakukan perjalanan ke Sragen untuk melakukan Gala Dinner dan Leadership Sharing bersama Wakil Bupati Sragen, Bapak Dedy Endriyatno di pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen.
Pulang dari Sragen jam 11 malam, kembali ke aula penginapan dan melanjutkan dengan pemilihan koordinator wilayah Bakti Nusa yang kemudian Muhammad Awaldi Rahmat dari BA Bandung terpilih sebagai Koordinator Nasional. Diskusi hingga larut malam tidak menyurutkan semangat peserta untuk terus aktif melakukan diskusi dan merancang gerakan sosial nasional secara lebih luas.
Pada hari ketiga, peserta check out dari penginapan menuju Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mengikuti “Islamic Leadership Talks”. Agenda ini merupakan seminar umum yang diadakan oleh Dompet Dhuafa kepada seluruh masyarakat kampus, dengan PM Bakti Nusa sebagai peserta istimewa. Pembicara pada Leadership Talk adalah drg. Imam Rulyawan – Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Mursida Rambe – pendiri BMT Beringharjo, Muhammad Isa Lombu – Strategic Advisor BukaLapak dengan dimoderatori oleh Iwel Sastra. Setelah ILT, dilanjutkan kegiatan Project Camp. Peserta ditajamkan lagi proyek sosial yang telah dirancang sehingga bisa benar-benar berkualitas dengan narasumber Arif Rahmadi Haryono selaku GM Pendidikan Dompet Dhuafa dan Hakam el-Farizi selaku CEO bawaberkah.org. Peserta akhirnya paham bagaimana cara membuat sebuah proyek yang bisa berkesan dan menarik untuk kebutuhan crowdfunding. Setelah agenda materi selesai, peserta diarahkan untuk melakukan Culture Explore dengan menonton wayang orang di Sriwedari. Selesai agenda, peserta i’tikaf dan menamatkan khatam al-Qur’an bersama di Masjid Nurul Huda UNS.
Hari terakhir, untuk menyeimbangkan antara pikiran dan jasmani dilakukan outbound ke Kemuning, kaki Gunung Lawu. Selain merefresh pikiran dan menguatkan fisik, hal ini menambah kedekatan peserta satu sama lain dengan games teamwork dan team building.
Purwa Udiutomo, GM Beastudi Indonesia mengungkapkan bahwa agenda FLC hanyalah awal dari kontribusi dan perjuangan aktivis-aktivis Indonesia pilihan. “Kalian akan punya tanggungjawab yang berat, karena uang ini merupakan uang zakat yang harus dipertanggungjawabkan. Kalian sebagai penerima zakat, asnafnya adalah sebagai orang yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah), karena itu berjuanglah mewujudkan kalian dan belajar merawat Indonesia,” tegasnya.
Pontianak menjadi salah satu daerah yang diberikan kesempatan mengirimkan delegasi untuk menjadi penerima Program Bakti Nusa di antara 10 wilayah lainnya. Bakti Nusa Pontianak saat ini baru terdiri dari 2 angkatan BA (Beasiswa Aktivis). Angkatan ke-8 yaitu Trivanila Noviza, Vera Puji Lestari, Muhammad Akbar Aditya, Yanuar Rachmatur Ridha, dan Haris Setiadi.
Randa Reynaldi selaku Manager Bakti Nusa Pontianak mengatakan peserta perwakilan setiap kampus yang mengikuti acara Future Leader Camp merupakan peserta terpilih dari rangkaian seleksi yang begitu panjang. “Dari 1000 lebih peserta yang mendaftar seleksi se-Indonesia, terpilihlah 64 peserta yang mewakili 18 kampus se-Indonesia. Semua Penerima Manfaat Bakti Nusa ini nantinya akan dibina selama 2 tahun baik melalui program nasional, daerah, dan individu. Adapun tujuan dari program Bakti Nusa ini adalah untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin Indonesia di masa depan,” ungkapnya.
Penulis : Haris Setiadi (Cityzen Reporter)
Editor : Sekar A.M.