mimbaruntan.com, Untan – Sejak tahun ajaran 2019/2020, sebanyak 5.475 calon wisudawan Universitas Tanjungpura (Untan) dari 6 periode belum melaksanakan wisuda. Hingga saat ini pihak Untan belum juga selesai menyiapkan skema wisuda online yang paling mungkin dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.
Rancangan Awal Rektor Untan
Pada pertengahan Mei 2020, Garuda Wiko selaku Rektor Untan menerangkan bahwa ia telah merancang dua skenario dalam melaksanakan wisuda, di mana pihak kampus akan memilih waktu tertentu dan melaksanakan prosesi wisuda setiap minggunya.
“Kalau kita masih ragu-ragu dengan perkembangan di tahun 2020, tahun 2021 kita buat di satu waktu tertentu. Misalnya dalam bulan Januari setiap minggunya kita wisuda, seperti itu. Nanti kita lihat skenarionya mana yang bisa kita jalankan,” jelasnya pada Selasa, (12/5/2020) dalam forum diskusi online yang dilaksanakan oleh BEM Untan terkait menyikapi kebijakan kampus dalam memfasilitasi mahasiswa di masa pandemi.
Keputusan itu diambil sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran infeksi virus Covid-19, yang dituang dalam Surat Edaran Rektor Nomor: 3177/UN22/TU/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan Penyebaran Infeksi Covid-19 di Lingkungan Untan.
Di waktu yang sama, Unit Pelaksana Teknis Teknologi dan Komunikasi (UPT TIK) Untan mendapatkan hasil survey mahasiswa dengan hasil 93% menginginkan perkuliahan dilaksanakan secara offline.
Dengan hasil tersebut maka wisuda dirancang dengan protokol kesehatan ketat dan double protect oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) Untan melalui dua skenario sebagai berikut:
Namun, Mansyur selaku Kepala BAK Untan mengatakan bahwa rancangan ini tidak disetujui oleh beberapa Dekan Untan dengan alasan situasi Covid-19 yang semakin parah di Kota Pontianak.
“Adapun Dekan yang menolak untuk wisuda offline ada dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP), dan Fakultas Kehutanan (Fahutan),” terangnya saat diwawancarai di ruang BAK Untan pada Senin (10/5/2021).
Hal ini pun ditanggapi oleh Radian selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Untan, ia menyampaikan bahwa keputusan yang diambil yaitu melaksanakan wisuda secara online dengan pertimbangan menjaga keselamatan dan mengurangi penyebaran Covid-19.
Baca juga : Wisuda Belum Selesai Diurus, Resepsi Jalan Terus
“Hasil rapat dengan Rektor dan pimpinan Untan dapat disimpulkan bahwa wisuda akan dilaksanakan secara online saja, mengingat pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir. Ini juga atas pertimbangan Ketua Satgas Covid-19 di Untan, karena yang lebih utama kita harus menjaga keselamatan dan mengurangi resiko penyebaran,” jelasnya pada Jumat, (21/5/2021).
Rancangan Konsep Wisuda Online
Rektor Untan pun mengarahkan UPT TIK Untan untuk membuat rancangan baru dengan mempertimbangkan waktu dan biaya. Namun, Herry Sujaini selaku Kepala UPT TIK Untan mengaku belum mendapatkan format ideal dalam pelaksasanaan wisuda online.
“Format ideal itu walaupun dia visual tapi kita berharap itu mirip asli, kemudian bagaimana dengan kualitas yang bagus tapi biayanya yang murah. Ini sudah berapa kali kami hitung-hitungan supaya nomboknya tidak terlalu besar dan juga tidak membebankan mahasiswa,” ucapnya saat ditemui pada Rabu, (7/7/2021).
Awalnya, alternatif yang dipilih oleh Herry adalah dengan mengirimkan Tim Untan ke seluruh Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat (Kalbar) untuk merekam mahasiswa secara langsung agar visual saat Rektor memindahkan tali toga wisudawan dapat disesuaikan dengan posisi mahasiswa yang membungkuk tidak seperti editan. Namun, rancangan tersebut masih dipertimbangkan dikarenakan memerlukan biaya yang besar.
“Alternatif yang pertama akan ada Tim Untan yang turun ke seluruh Kabupaten di Kalbar untuk merekam mahasiswa, jadi bukan mahasiswa yang pergi ke Pontianak. Itu tidak semudah yang dibayangkan dan memerlukan biaya yang besar, belum lagi harus membawa alat, menunggu mahasiswa kumpul dalam satu waktu,” imbuhnya.
Herry mengaku sudah melakukan perhitungan kasar terkait biaya yang diperlukan, paling tidak sebesar Rp711.750.000,- (tujuh ratus sebelas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dari estimasi biaya transportasi dan editing video.
“Minimal hitung transportasi untuk Tim Untan sebesar Rp80.000,- kalikan saja dengan 5.475 calon wisudawan, itu belum ditambah uang penginapan dan uang makan. Online ini malah biayanya lebih besar, belum lagi setting green screen biayanya Rp50.000,- per editan,” pungkasnya.
Menimbang hal tersebut, UPT TIK Untan membuat alternatif lain yang dirasa tidak memakan biaya yang besar, yaitu meminta bagi setiap calon wisudawan untuk mengirimkan video secara individual kepada panitia pelaksana wisuda tanpa menggunakan green screen sehingga Tim Untan tidak perlu lagi turun ke setiap Kabupaten di Kalbar.
“Mereka mengirimkannya dari rumah masing-masing. Kalau misalnya ada mahasiswa yang tidak mengumpulkan video berarti kami tampilkan fotonya saja. Jika sudah terkumpul semua, barulah nanti diedit menjadi film dan ditampilkan. Saya rasa alternatif ini tidak akan terlalu mahal,” paparnya.
Untuk teknisnya sendiri, Herry menjelaskan akan melaksanakan wisuda bagi calon wisudawan di Periode III Tahun Ajaran 2019/2020 terlebih dahulu agar dapat melihat apakah konsep wisuda online yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik. Ia pun mengatakan akan menutup sementara pendaftaran wisudawan.
“Walaupun sampai sekarang belum ada keputusan ingin menggunakan konsep yang mana dan belum tau wisuda ini akan dilaksanakan, secara teknis sepertinya tidak bisa kita paksakan untuk melaksanakan semua periode dalam satu waktu walaupun itu online. Teknisnya nanti perperiode, dan kami tidak membuka pendaftaran wisudawan lagi karena repot, sudah menumpuk,” tutupnya.
Apakah Dana Wisuda dari 5.475 wisudawan Tidak Cukup?
Reporter mimbaruntan.com pun menghitung perkiraan dana wisuda yang telah terkumpul dari 5.475 calon wisudawan. Hal ini dilakukan karena sejak 9 Juli 2021, reporter mimbaruntan.com telah berupaya untuk menghubungi Kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK) Untan sebanyak delapan kali, baik ditemui langsung di Gedung BUK Untan maupun secara online untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait data akurat dana wisuda yang telah masuk. Namun, hingga saat ini, belum mendapatkan respon.
Baca juga : Alami Pelecehan Verbal di Lingkungan Untan, Korban : Takut Dibilang Baperan
Dalam Surat Edaran Rektor Nomor 76000/UN22/KM/2020 tentang Pendaftaran dan Pelaksanaan Wisuda Untan Periode IV Tahun Akademik 2019/2020, telah dipaparkan rincian biaya pendaftaran wisuda non-UKT (Uang Kuliah Tunggal) sebagai berikut:
- Diploma (D3), Sarjana, dan Profesi (S1) Rp1.020.000,- (biaya wisuda sebesar Rp695.000,- dan biaya toga sebesar Rp325.000,-)
- Magister (S2) dan Doktor (S3) Rp895.000,- (biaya wisuda sebesar Rp570.000,- dan biaya toga sebesar Rp325.000,-)
Jika merujuk kepada rincian dana yang telah dicantumkan dalam surat edaran dan rekapitulasi calon wisudawan di atas, reporter mimbaruntan.com memperoleh hasil sebanyak Rp5.475.750.000,- (lima miliyar empat ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
Pada Sabtu, (17/7/2021) reporter mimbaruntan.com telah melakukan wawancara bersama Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Untan, Jamaliah terkait transparasi uang pendaftaran dari calon wisudawan.
“Mengenai uang wisuda, kalikan saja dengan total calon wisudawan, itu juga sudah ada rinciannya,” paparnya.
Jamaliah memaparkan beberapa rincian yang akan tetap terpakai pada pelaksanan wisuda online yang berjumlah Rp540.000,- dengan estimasi:
- Map, undangan dan alat tulis sebesar Rp5.000,-
- Dokumendan kartu tanda alumni sebesar Rp40.000,-
- Biaya pelaksanaan wisuda sebesar Rp300.000,-
- Blangko ijazah dan transkrip akademik sebesar Rp175.000,-
- Pembelian buku perpustakaan Untan sebesar Rp20.000,-
Setelah memperhitungkan penjelasan Jamaliah, jika dikalikan dengan jumlah calon wisudawan sebanyak 5.475 mahasiswa, maka paling tidak sebesar Rp2.956.500.000,- (dua miliyar sembilan ratus lima puluh enam juta lima ratus ribu) telah masuk ke pihak Untan.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa telah melakukan kesepakatan bersama Rektor Untan untuk mengembalikan uang pelaksanaan wisuda jika tidak digunakan seluruhnya.
“Kami bersama rektor sudah sepakat kalau uang pelaksanaan wisuda sebesar Rp300.000,- tidak digunakan seluruhnya, maka akan kita kembalikan ke mahasiswa. Teknisnya nanti sama dengan pengembalian UKT,” tegasnya.
Jamaliah mengaku belum mendapatkan estimasi final mengenai rincian anggaran yang digunakan untuk melakukan pelaksanaan wisuda secara online dikarenakan belum adanya keputusan resmi terkait rancangan pelaksanaan wisuda secara online yang akan digunakan.
“Biaya pengeluaran ini tergantung akan mengkunakan konsep wisuda online yang mana. Karena setiap konsep estimasinya berbeda. Saya rasa rancangan ini tidak akan dibawa lagi ke mahasiswa karena pasti akan banyak pro dan kontra, keputusannya nanti ada di para pimpinan secara kolektif,” tutupnya.
Penulis: Monica Ediesca, Putri Arum Widyasari dan Syifa Meidiana
Editor : Maratushsholihah