Oleh Galih
Mimbaruntan.com, Pontianak— Permasalahan kabut asap yang sering kali melanda Kalimantan barat merupakan polemik tersendiri. Wagio Ripto, ketua Apkasindo Kalimantan barat menuturkan bahwa permasalahan kabut asap ini begitu dilematis. Jika pengusaha kelapa sawit yang membakar selama inipun tidak ada sangsi tegas, jikalau rakyat yang mau disalahkan ini juga tidak bisa karena pemerintahpun tidak punya solusi kepada rakyat. “Ini dilematis sehingga kita tidak semata-mata bisa sembarang menyalahkan. Pahami kondisinya sehingga kita bisa mencari solusinya,” ucapnya saat menjadi pemateri dalam acara seminar nasional bertajuk meningkatkan pertanian daerah perbatasan untuk menghadapi Asean Community 2015 yang diadakan mahasiswa program studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Untan), Gedung Rektorat Untan lantai 3, Sabtu (12/4).
Menurut Wagio Kalaupun ada perusahaan yang membuka lahan dengan membakar, itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap aturan yang ada dan itu harus dipidanakan. “Tapi berulang kali Kalimantan barat mengalami kabut asap. Nyatanya tidak ada satupun pengusaha yang dipenjara, itu masalahnya. Jadi ini adalah masalah penegakan hukum, tangkap saja dan masukkan penjara, itu terapinya,” ujarnya.
Wagio mengungkapkan bahwa asap yang disebapkan oleh aktivitas rakyat merupakan masalah complicated. Tujuan rakyat membakar karena harganya murah ketimbang cara mekanisasi dengan traktor yang sewanya mahal. Selain itu dengan pembakaran secara tidak langsung bisa menambah kapur sehingga tanah menjadi subur. “Pertanyaanya jika rakyat dilarang membakar, lalu apa solusi dari pemerintah? Apakah pemerintah memberikan kapur dan sewa traktornya secara gratis. Tidak juga,” ungkapnya.
Wagio menambahkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap kabut asap memang perlu waktu. “Sampai sekarang kita tidak bisa menyalahkan rakyat, kita hanya menghimbau karena kita tidak bisa memberikan solusi kepada rakyat,” pungkasnya.