mimbaruntan.com, Untan – Setelah kurang lebih 10 tahun beroperasi Rusunawa Untan yang dulu menyimpan banyak keluhan para penghuninya, telah melakukan renovasi dan pembaharuan yang dilakukan dengan kerja sama berbagai pihak. Sebelumnya penghuni rusun sering kali mengeluhkan kendala terkait listrik, kebersihan, air dan lainnya. Kini Rusunawa Untan berproses meningkatkan kualitas dan menghadirkan inovasi baru agar pengelolaan rusun lebih maksimal.
Rumah susun sewa mahasiswa (Rusunawa) adalah salah satu aset yang dibangun atas kerja sama antara Universitas Tanjungpura (Untan) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Layanan Umum (PTN-BLU), Untan memiliki kewenangan untuk mengelola dan memanfaatkan asetnya baik untuk penyelenggaraan pendidikan maupun pemanfaatan aset sebagai sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Mengingat tempat tinggal yang layak sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa, seharusnya rusunawa dapat menjadi aset strategis yang dapat mendukung dana operasional dan pengembangan Untan.
Beralamat di Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kel. Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rusunawa Untan dengan jumlah 89 kamar untuk rusunawa putra dan 132 kamar untuk rusunawa putri, setidaknya dapat menampung 400 mahasiswa. Dilansir dari laman obsessionnews.com, pembangunan rusunawa yang dimulai sejak 2009 dan rampung pada 2011 ini telah menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak 11 Miliar. Lantas, bagaimana optimalisasi yang dilakukan pengelola Rusunawa Untan terhadap aset yang mengeluarkan dana tidak sedikit ini?
Baca Juga: Klarifikasi Beredarnya Status Whatsapp: Pengelola Rusunawa Minta Maaf
Air Macet, WC Kotor Sampai Hilangnya Sepeda Motor
Sejak beroperasi pada tahun 2012, beberapa keluhan dirasakan oleh penghuni rusun. Salah satunya Mila, mahasiswa Untan yang sempat mendiami rusunawa pada tahun 2020. Ketersediaan air yang tak menentu menjadi kendala yang kerap kali ia rasakan.
“Biasanya air suka mati, hidupnya tuh pagi hari atau tengah hari atau malam kadang. Gak nentu juga sebenarnya, ”ungkapnya saat dihubungi via online.
Melansir laman mimbaruntan.com dan obsessionnews.com, keluhan lain yang dirasakan penghuni rusun adalah pembayaran listrik yang tidak sesuai dengan pemakaian dan seringkali mati. Kebersihan yang tidak terjaga juga membuat beberapa fasilitas menjadi kotor, seperti WC yang akhirnya jarang digunakan. Selain itu, keamanan yang kurang maksimal menyebabkan beberapa kasus hilangnya sepeda motor milik penghuni rusun.
Selain permasalahan fasilitas dan keamanan, permasalahan lain yang dihadapi adalah kapasitas penghuni yang melebihi batas normal. Hal ini telah mengakibatkan pengelolaan rusunawa menjadi tidak maksimal.
“Sebelum renovasi di Rusunawa Putra dan Putri sudah ada 600 lebih penghuni atau overload yang mana data pada masa itu tidak akurat, yang tercantum di data 1 kamar hanya 4 orang namun pada kenyataannya lebih dari 6 orang dalam 1 kamar.” papar Irfani, pengarah Rusunawa Untan.
Permasalahan-permasalahan tersebut tak pernah ada solusi dan pengelolaan semakin memburuk. Kurangnya kesadaran penghuni terhadap lingkungan tempat tinggalnya pun menjadi penyebab aset rusunawa Untan ini menjadi terbengkalai dan semakin tidak terawat sehingga terbilang tidak layak untuk dihuni pada masa itu.
Baca Juga:Masyarakat Menuntut Keadilan Lingkungan, Gaungkan Ancaman Nyata Krisis Iklim di Kalimantan Barat
Optimalisasi Rusunawa Untan dengan Kolaborasi Berbagai Pihak
Berangkat dari keterbengkalaian aset ini, pihak Untan menginisiasi langkah-langkah perbaikan rusunawa. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan penghuni dan pemeliharaan fasilitas agar menjadi tempat yang layak untuk mahasiswa/i tinggal dan belajar serta menjadi aset yang bernilai.
Proses perbaikan pengelolaan dimulai sejak tahun 2020, tahap pertama yang dilakukan adalah perencanaan dan penataan lingkungan rusunawa. Pada Agustus 2021 alih status aset dilaksanakan berupa serah terima hibah dari Kementerian PUPR kepada Untan. Bersamaan dengan hal ini maka Untan tidak memiliki keraguan lagi untuk melakukan pemeliharaan maupun renovasi rusunawa.
“Jadi pas masuk kita clearkan terlebih dahulu semuanya dari sisi hukum dan jangan sampai ada permasalahan. Kemudian yang kedua baru kita data sehingga mau tak mau kita refresh dari awal dan kita buatlah satu tema nama yaitu karakter dan kewirausahaan,” ungkap Fahmi, ketua pengelola teknis.
Setelah melakukan perbaikan pengelolaan, maka berdampak pula pada fasilitas, kebersihan, hingga keamanan. Keluhan yang dirasakan oleh penghuni rusun pun mulai membaik dan menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal.
Setelah di perbaharui kapasitas dalam satu kamar dibatasi hanya untuk dua penghuni dan setiap mahasiswa/i mengeluarkan biaya Rp 400.000,00 per bulan. Fasilitas yang disediakan adalah tempat tidur, meja belajar, lemari, bantal dan guling, air minum, serta sudah termasuk biaya listrik, air, hingga wifi.
“Fasilitas yang dirasakan saya untuk Rp400.000 per bulan setiap mahasiswanya itu kita mendapatkan meja belajar dan kursi, tempat tidur kasur bantalnya juga terus kita juga mendapat lemari selain itu kita juga mendapatkan air minum galon terus juga wi-fi gratis saya rasa itu worth it lah,” Ungkap Ibnu, penghuni Rusunawa setelah diperbaharui.
Selain perbaikan pengelolaan dan fasilitas, Rusunawa Untan telah melahirkan tema baru yang melengkapi pembaharuan tersebut. Fahmi menjelaskan, Tema yang diusung adalah Rusunawa Untan Karakter dan Kewirausahaan. Selain untuk menciptakan kenyamanan, tema ini dibawa untuk meningkatkan karakter penghuni rusun sekaligus kemampuan kewirausahaan.
“Yang menginap (penghuni rusun) harus punya karakter agar dia sebagai sumber daya manusia yang ada Kalimantan barat khususnya bisa jadi pemimpin kelak, jadi kita buat karakter kewirausahaan,” jelasnya.
Lewat tema ini Rusunawa Untan mengadakan kegiatan seperti pelatihan-pelatihan soft-skill yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa. Lebih lanjut, Rusunawa Untan juga membuat kegiatan-kegiatan seperti memasak bersama, lomba-lomba dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan keakraban, membentuk ikatan yang kuat dan jiwa kepedulian antar penghuni rusun.
Langkah Rusunawa Untan mendorong ekosistem kewirausahaan bagi mahasiswa dibuktikan melalui kerja sama dengan mitra-mitra eksternal, seperti Untan Village, Untan Sociopreneur, Laboratorium Agribisnis, Untan Smart Garden, Lab Kewirausahaan, dan Rusunawa IT Center. Mahasiswa diberi peluang untuk mengembangkan keterampilan bisnis dan jiwa kewirausahaan mereka.
“Kemudian kita ajak kawan-kawan yang berkolaborasi ini ada yang memperkuat sisi entrepreneur ada yang memperkuat sisi karakter sehingga psikolog masuk kemudian pengusaha-pengusaha masuk. Tujuannya supaya mitra-mitra kita bisa memberikan impek kepada mahasiswa rusunawa khususnya dan di Untan pada umumnya, ” ucap Fahmi.
Penulis: Alfiyyah Ajeng Nurardita dan Rahayu Ambarwati
Editor: Sekar Aprilia Maharani
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Edisi XXVI. Dapatkan segera versi cetaknya dengan menghubungi mimbaruntan@gmail.com / dapat mengakses link berikut https://bit.ly/TabloidMimbarUntanXXVI