Kerumunan panjang mengular, makam sesak penuh.
Semua membisu, hanya isak tangis terdengar satu dua kali.
Pemakaman massal. Lubang galian kubur sudah menanti berjejeran.
Sirene mobil ambulan meraung-raung, pertanda jalan menuju Tuhan sudah dibuka.
Hingga setelah proses pemakaman selesai,
Hingga setelah tangis-tangisan sudah tak terdengar suara.
Hingga pemakaman itu sudah kembali sunyi sebagaimana marwahnya.
Hingga malaikat kudus turun.
Pria itu berdiri di kejauhan, sejak awal sudah berdiri disana.
Enggan mendekat pun enggan untuk beranjak.
Mata dia merah kering, tangis tak cukup tersedia untuk keluar.
Jari menggenggam erat ujung celana. Membisu membersamai suasana makam.
Hingga pagi datang.
Ia tetap berdiri disana, dengan pakaian tugas yang masih tertempel di badan.
Tampak di pakaian dan lambang pangkatnya penuh bercak darah.
Darah dari nyawa yang secara sadar ia ambil.
Darah dari nyawa yang secara sadar ia curi.
Juga darah dari para korban kejahatan jahanam nya.
Penulis: Azis