mimbaruntan.com,Untan- Diskusi bertajuk “Menakar Kebijakan Dalam Memfasilitasi Proses Pembelajaran Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19” bersama Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) masih menuai banyak tanggapan khususnya bagi mahasiswa tingkat akhir yang merasa digantungi kejelasannya terkait penurunan UKT Uang Kuliah Tunggal (UKT) di semester depan.
Seperti yang telah disampaikan oleh Rektor Untan, Garuda Wiko dalam forum diskusi daring yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan pada Selasa (12/5), perihal penurunan UKT serta fasilitas sistem kuliah daring masih akan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
“Contoh mahasiswa yang tidak ada lagi perkuliahan tinggal sidang skripsi misalnya, nah bagaimana UKT nya nanti akan kita pertimbangkan, sekarang kita dalam tahap mengoleksi data, jika memang mahasiswa itu tinggal ujian saja ya bisa dipertimbangkan,” tuturnya.
Hal ini ditanggapi oleh Anggie Febiola, Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pengetahuan (FKIP), angkatan 2016. Ia menganggap bahwa pertimbangan UKT yang menggantung ini membuat dirinya yang berasal dari kelas Program Percepatan Angka Partisipasi Kasar (PPAPK) terbebani.
“Menurut saya kejelasan UKT ini sangat penting terkhusus bagi kami yang tinggal menyelesaikan tugas akhir namun terhambat akibat pandemi ini. Jika harus dibebankan dengan pembayaran UKT di semester depan, ini sangat memberatkan saya, apalagi saya anak reguler B (PPAPK) yang harus membayar UKT dua kali lipat dibandingkan dengan reguler A. Seperti yang kita ketahui, semua ekonomi melemah dan mahasiswa tingkat akhir juga tidak menggunakan fasilitas kampus, sangat miris jika harus membayar UKT full,” ujarnya saat diwawancarai pada Minggu, (17/05).
Adapun Iman Sumantri, Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik (FT), angkatan 2016 menuturkan hal yang sama. Sebagai salah satu mahasiswa akhir, penelitannya harus tertunda akibat pandemi ini. Ia sebenarnya mempunyai target bulan Juni harus sudah sidang agar terbebas dari UKT semester depan yang nominalnya terbilang tidak sedikit.
“Begitu tega ya kampus kalau misalnya terjadi seperti itu. Miris itu! Apalagi mahasiswa ini kan tidak semuanya berada di ekonomi menengah ke atas, tetapi ada juga yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Kemudian ditambah lagi pandemi ini yang kita tau ekonomi semuanya melemah. Betul, mahasiswa akhir memang tidak menggunakan fasilitas kampus. Yang menjadi pertanyaan, kalau sudah seperti itu kenapa harus membayar UKT full kan? Nah ini yang lagi diperjuangkan kita bersama teman-teman di BEM untuk mengusahakan apa yang memang menjadi haknya mahasiswa,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp pada Minggu, (17/05).
Lebih lanjut, Iman menjelaskan bahwa ia mengapresiasi langkah dari pihak birokrat terkait kebijakannya memfasilitasi proses pembelajaran mahasiswa di masa pandemi maupun bantuan sosial bagi mahasiswa rantau yang tidak bisa pulang kampung. Namun, terkait permasalahan UKT di semester depan, Iman mengajak semua mahasiswa turut bersama-sama mengawal permasalahan ini.
“Saya mengapresiasi langkah dari pihak birokrat yang telah memberikan bantuan berupa fasilitas internet untuk perkuliahan daring dan bantuan sosial untuk mahasiswa rantau yang tidak bisa pulang kampung. Terkait dengan UKT, kemarin kan sudah ada sharing season dengan pihak rektorat ya, dan itu yang nanti akan terus kita kawal. Bukan hanya untuk memperjuangkan hak mahasiswa akhir tapi juga untuk semuanya,” tambahnya.
Iman berharap, semua yang telah menjadi masukan atau aspirasi mahasiswa ini betul-betul ditindaklanjuti dan dicarikan solusinya.
“Saya berharap semua yang telah menjadi masukan atau aspirasi mahasiswa ini betul-betul ditindaklanjuti karena mahasiswa adalah bagian dari kampus juga. Mengenai UKT ini juga harus diutamakan untuk dicarikan solusinya. Harus ada kebijakan terbaik yang dikeluarkan pihak rektorat. Apalagi dengan adanya Surat Edaran dari Kemendikbud melalui Ditjen Dikti yang memberikan keleluasaan kepada Perguruan Tinggi untuk mengambil kebijakan masing-masing. Harapannya ada pemotongan UKT karena itu sudah menjadi resiko akibat sistem pendidikan yang tidak efektif di masa ini” ucapnya.
Penulis: Monica Ediesca
Editor : Sekar A.M.