Di sudut pikirannya, aku singgah
Merakit ulang sayap-sayap yang patah, merangkai kunci sangkar emas yang megah
Jiwaku berkelana bebas, raga terbenam cemas
Aku nelangsa, meyakini sekeping asa yang bingas
Lalu di sudut pikiran mereka, aku jengah
Wanita murah, tanpa secerca cerah
Cermin di sekeliling merasukiku, menjelma kesendirian tanpa ada pun satu
Malu
Ragu
Lantas, salahkah insan tampil seadanya?
Menyeruakkan diri tanpa pemanis palsu di ujung tawa
Aku hanya menebar pesona warna hingga, tanpa muka dua atau tiga
Aku hanya ingin melihat diri ini lega, tanpa pembanding dia atau mereka
Aku hanya insan penuh dosa huru hara, tapi sudikah satu insan menjadi pendamping cerita?
Di sudut pikiran ini, aku merakit derita menjadi tawa
Meyakini hati “Iya sayang, tak apa”
Barangkali di suatu kota, di lain raga, aku manusia
Barangkali di suatu masa, di lain dunia, lain cerita
Penulis: Friskila