mimbaruntan.com, Untan – Rayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Health Mental Day tepat (10/10). Dilansir dari situs resmi World Health Organization (WHO) mengangkat tema “Our Minds, Our Rights” atau “pikiran kami adalah hak kami” dengan tujuan agar dunia lebih peka dan tidak mengabaikan isu tentang kesehatan mental.
Kesehatan Mental terus menjadi perbincangan hangat di kalangan generasi X, Y dan Z. Akibat maraknya beredar trend mental health di media sosial remaja kini dianggap terlalu meromantisasi kehidupan dan terkesan norak, namun tren ini juga memiliki dampak baik yakni banyak orang yang menyadari bahwa isu tentang kesehatan mental penting untuk dihiraukan.
Anoreksia Nervosa atau Anoreksia merupakan gangguan pola makan di mana penderitanya terobsesi memiliki tubuh yang kurus, ketakutan akan naiknya berat badan dan merasa lebih percaya diri jika memiliki postur tubuh yang kurus. Sadar atau tidaknya banyak sekali perempuan yang mengalami gangguan psikis demikian, lantas benarkah jika beberapa dari perempuan menganggap ini sebuah pemenuhan standar kecantikan?
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Intip Trik Berikut Ketika Bermedia Sosial
Dilansir news.unair.ac menurut penelitian Homewood Health United Kingdom, perempuan menjadi kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Empat puluh tujuh persen perempuan berisiko dibanding tiga puluh enam persen pria.
Belenggu partriarki lagi-lagi mengambil alih kesetaraan gender untuk perempuan, diharuskannya bertanggung jawab atas pekerjaan domestik serta perempuan yang memilih tetap berkarier di samping pengerjaan ranah tersebut, belum lagi beauty standart yang tidak memanusiakan manusia, sebab privilege kecantikan nyata adanya di kehidupan bermasyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa hampir delapan puluh persen perempuan mengalami eating disorder akibat terlalu terobsesi menjadi kurus dan terus menerus memaksa untuk diet.
Definisi standar kecantikan yang kian dipersempit menyudutkan perempuan dengan berbagai stigma, standar kecantikan yang tidak memanusiakan manusia merenggut kepercayaan diri seorang perempuan, tak hanya lakukan melakukan diet yang berlebihan, namun penderita juga berpotensi alami Bulimia yakni pemaksaan memuntahkan makanannya sebab ketidakpuasaan akan bentuk tubuh serta menganggap ini adalah cara jitu mengurangi berat badan itu sendiri. Sebenarnya apa saja faktor yang mempengaruhi Anoreksia?
Faktor Biologis, meskipun tidak memegang kendali besar beberapa orang justru memiliki gangguan tersebut dari turunan gen keluarga terdekatnya, dorongan psikologis sebagian penderita memegang komitmen teguh melakukan diet ketat dan sering melewatkan jam makan meski disiksa rasa lapar, lingkungan tekanan atau kritik dari orang-orang sekitar, serta informasi yang beredal di media sosial bagaimana sistem periklanan produk kecantikan menampilkan gadis kurus dan putih adalah kesempuraan dan sebuah cermin tolak ukur parameter kecantikan, para penderita cenderung termotivasi melakukan diet ekstrem agar terlihat sempurna dan tak pernah merasa cukup kurus.
Baca Juga: Erra Si Merpati Putih
Gejalanya tidak hanya mempengaruhi fisik seperti, dehidrasi akibat kurangmya asupan nutrisi dan cairan, tekanan darah rendah, Amenore (tidak mengalami menstruasi) atau menstruasi tidak teratur, pola kehidupan penderita cukup menyerang emosional yakni, sering melewatkan jam makan dan mencari berbagai alasan agar tidak makan, senang memasak makanan untuk orang lain tetapi dirinya sendiri tidak makan, Hanya mengonsumsi makanan tertentu, memiliki ketakutan berlebih akan kenaikan berat badan, memiliki kebiasaan menimbang berat badan berulang kali, kerap mengeluh memiliki berat badan berlebih di mana menurut pandangan orang lain tidak demikian.
Hal seperti ini sangat berbahaya bila berkepanjangan oleh sebab itu harus adanya solusi pencegahan dan kesadaran dari diri sendiri untuk menerapkan kebiasaan makan sehat dan bergizi seimbang, belajar mencintai diri sendiri, berkonsultasi dengan ahli gizi agar kemungkinan-kemungkinan buruk tidak terjadi saat hendak melaksanakan diet, bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terbawa pengaruh buruk. Namun jika sudah menjadi penderita kronis perlu bantuan mengkonsumsi obat-obatan, psikoterapi dan edukasi nutrisi dari ahli.
Penulis: Mira
https://www.alodokter.com/bulimia
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-anoreksia