mimbaruntan.com, Untan – Keamanan kampus adalah aspek yang seharusnya menjadi prioritas bagi setiap institusi pendidikan, termasuk Universitas Tanjungpura (Untan). Kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga lingkungan dimana mahasiswa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar, berdiskusi, berorganisasi, dan mengembangkan diri. Namun, pertanyaannya adalah, apakah Untan benar-benar telah menyediakan lingkungan yang aman bagi mahasiswanya? Ataukah masih ada banyak celah yang belum tertangani dengan serius?
Jika berbicara tentang keamanan kampus, tentu bukan hanya soal ada atau tidaknya petugas keamanan, tetapi juga sejauh mana langkah-langkah preventif dan responsif yang diambil pihak universitas untuk melindungi civitas akademika. Sayangnya, jika melihat kondisi Untan saat ini, sulit untuk mengatakan bahwa kampus ini benar-benar aman. Masih ada berbagai permasalahan yang mengancam keamanan mahasiswa, baik di siang hari maupun malam hari.
Salah satu persoalan yang cukup mencolok adalah minimnya pencahayaan di beberapa titik kampus saat malam hari. Beberapa area menjadi sangat gelap, terutama di sekitar jalan utama yang menghubungkan fakultas-fakultas. Mahasiswa yang harus pulang larut karena kegiatan organisasi atau menyelesaikan tugas akademik sering kali merasa was-was saat melewati jalur-jalur ini. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi memicu tindak kriminal. Dalam beberapa kasus, minimnya pencahayaan di sekitar kampus telah menjadi faktor yang membuat mahasiswa lebih rentan terhadap aksi kejahatan jalanan, seperti begal atau perampasan. Situasi ini tentu mengkhawatirkan, terutama bagi mahasiswa yang tidak memiliki pilihan selain pulang malam. Jika lingkungan kampus sendiri sudah terasa tidak aman, bagaimana dengan akses jalan menuju kampus yang jauh dari pengawasan?
Selain minimnya pencahayaan, sistem pengawasan kampus juga masih jauh dari kata ideal. Beberapa titik strategis memang telah dipasangi CCTV, tetapi tidak semua area kampus memiliki pengawasan yang memadai. Kamera pengawas seharusnya bukan hanya sekedar alat dokumentasi, tetapi juga bentuk pencegahan terhadap tindak kriminal. Jika seluruh area kampus terpantau dengan baik, maka setiap aktivitas mencurigakan dapat segera terdeteksi. Namun, dengan masih banyaknya titik yang belum memiliki CCTV, kejahatan seperti pencurian, perampasan, atau bahkan tindakan kekerasan berpotensi terjadi, tanpa ada bukti yang cukup untuk menindak pelakunya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, masalah keamanan di Untan bukan hanya terjadi di malam hari, tetapi juga di siang hari. Kasus pencurian masih sering terdengar di berbagai tempat, mulai dari dalam kelas, hingga area parkiran. Mahasiswa kerap kehilangan helm, laptop, hingga ponsel saat mereka lengah. Fenomena ini seharusnya menjadi alarm bagi pihak kampus bahwa sistem keamanan masih jauh dari kata optimal. Jika pencurian bisa terjadi saat kampus dalam keadaan ramai, bagaimana dengan ketika suasana lebih sepi? Kondisi ini menunjukkan bahwa keamanan kampus masih memiliki banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Jika kampus memiliki sistem pengawasan yang lebih ketat, baik melalui CCTV maupun patroli rutin dari petugas keamanan, maka kejadian-kejadian seperti ini bisa diminimalisir.
Selain faktor eksternal seperti kurangnya pencahayaan dan sistem pengawasan yang masih lemah, ada satu lagi permasalahan yang seringkali luput dari perhatian, yaitu keberadaan mahasiswa yang mabuk-mabukan di sekitar kampus. Meski tidak terjadi secara terang-terangan, kenyataan bahwa masih ada mahasiswa yang mengkonsumsi alkohol di area kampus atau di sekitarnya adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Kondisi ini tidak hanya menciptakan gangguan bagi mahasiswa lain, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya tindakan kriminal. Seseorang yang berada di bawah pengaruh alkohol cenderung kehilangan kendali atas dirinya dan bisa saja melakukan tindakan di luar batas, mulai dari mengganggu ketertiban hingga terlibat dalam tindak kekerasan. Jika pihak kampus tidak segera mengambil langkah tegas untuk menangani hal ini, bukan tidak mungkin situasi akan semakin memburuk dan mengarah pada permasalahan yang lebih serius.
Keamanan kampus seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, tetapi tanggung jawab terbesar tetap ada pada pihak universitas sebagai penyelenggara pendidikan. Jika kampus serius ingin meningkatkan keamanan, langkah-langkah konkret harus segera dilakukan. Penerangan di titik-titik rawan harus segera diperbaiki agar tidak menciptakan area gelap yang dapat menjadi tempat ideal bagi pelaku kejahatan. Sistem pengawasan dengan CCTV harus diperluas ke lebih banyak titik, terutama di area parkiran, jalan utama, dan sudut-sudut kampus yang jarang terpantau. Selain itu, patroli keamanan harus lebih sering dilakukan, terutama pada malam hari, agar mahasiswa merasa lebih aman saat harus beraktivitas hingga larut.
Masalah pencurian juga perlu mendapatkan perhatian lebih serius. Kampus harus memastikan ada tindakan tegas terhadap pelaku pencurian, baik dari kalangan mahasiswa sendiri maupun pihak luar yang masuk tanpa izin. Jika tindakan ini terus dibiarkan tanpa penyelesaian, maka rasa aman mahasiswa akan semakin terkikis. Selain itu, pihak kampus juga harus lebih tegas dalam menangani mahasiswa yang mabuk-mabukan di sekitar kampus. Jika perilaku ini dibiarkan, bukan tidak mungkin akan timbul masalah yang lebih serius di kemudian hari. Kampus harus memiliki aturan yang jelas dan sanksi yang tegas untuk menekan kebiasaan yang mengganggu keamanan dan kenyamanan lingkungan akademik ini.
Namun, permasalahan keamanan di Untan tidak akan pernah benar-benar terselesaikan jika mahasiswa juga tidak memiliki kesadaran untuk menjaga diri dan lingkungan mereka. Mahasiswa harus lebih waspada terhadap barang-barang mereka sendiri dan tidak meninggalkan barang berharga sembarangan. Selain itu, mahasiswa juga harus lebih proaktif dalam melaporkan kejadian-kejadian mencurigakan yang mereka lihat di sekitar kampus. Keamanan bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang kepedulian dan tanggung jawab bersama.
Jadi, dengan berbagai permasalahan yang masih ada mulai dari minimnya pencahayaan, kurangnya pengawasan CCTV, maraknya pencurian di siang hari, mahasiswa yang mabuk-mabukan di sekitar kampus, hingga ancaman begal dan perampasan di area yang gelap dan sepi, apakah kita benar-benar bisa mengatakan bahwa Untan sudah aman? Ataukah selama ini kita hanya berpura-pura merasa aman, padahal ada begitu banyak celah yang siap dimanfaatkan oleh mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan? Dan yang lebih penting, sampai kapan kondisi ini akan terus dibiarkan tanpa ada langkah nyata untuk memperbaikinya?
Penulis: Anggun
Sumber:
https://majalahketik.com/duniakampus/pengadaan-cctv-di-area-kampus-polimedia
https://www.instagram.com/p/DIBGYUNpfBG/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==