mimbaruntan.com, Untan – Sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah atau megabiodiversitas, Indonesia menyimpan harta karun alam yang tak ternilai. Dari sabang hingga merauke, kekayaan flora yang beraneka ragam tumbuh subur, menjadi penopang utama keseimbangan ekosistem global. Di bawah kanopi hutan hujan tropis yang lebat, ribuan spesies tumbuhan berperan penting dalam menjaga harmoni alam, sekaligus memberikan napas bagi kehidupan di seluruh penjuru dunia. Indonesia sebagai salah satu negara dengan megabiodiversitas, menghadapi tantangan besar dalam melindungi flora yang langka.
Dalam seminar nasional yang berjudul ‘Optimalisasi Kawasan Arboretum Sylva Untan Sebagai Kawasan Konservasi Pohon Langka Prioritas Nasional’ yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Fakultas Kehutanan Untan (Fahutan), Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI) menyebutkan jumlah spesies yang terancam punah saat ini dari data International Union for Conservation on Nature (IUCN) Red List yakni organisasi internasional yang bergerak di bidang konservasi alam dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
“Jadi, kita punya sekitar 25.000 (dibaca: dua puluh lima ribu) spesies tumbuhan, belum termasuk yang baru-baru ini ditemukan oleh para peneliti. Saat ini, sekitar 20% atau 1.400 (dibaca: seribu empat ratus) spesies kita terancam punah menurut IUCN Red List. Dari 25.000 (dibaca: dua puluh lima ribu) spesies itu, baru sekitar 6.000 (dibaca: enam ribu) yang diakses, sedangkan yang lainnya masih belum jelas. Ada 1.100 (dibaca: seribu seratus) spesies pohon yang terancam punah, dan 168 dari keluarga Dipterocarpaceae,” jelas Arief Hamidi sebagai pakar pohon langka Indonesia
Arief juga menjelaskan bahwa salah satu penyebab spesies tumbuhan terancam punah adalah karena perubahan lahan dan penebangan liar.
“Jika suatu kawasan hutan yang akan dibabat habis untuk membuka lahan akan terjadi kepunahan pada suatu spesies, karena populasi yang tadinya masih aman dan habitatnya terjaga jadi tidak aman dan spesies pun hilang karena habitat sudah tidak ada,” jelasnya.
Hal ini selaras dengan kondisi terkini hutan Kalimantan yang tidak lagi rimba. Mengutip dari kompas.com Indonesia telah kehilangan hutan seluas 257.384 hektar menurut penghitungan Auriga Nusantara. Sepanjang 2023 Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi pelanggan tetap provinsi deforestasi terparah nomor 1, dengan luas mencapai 35.162 hektar.
Baca Juga: Sekilas Soft Launching Arboretum Sylva Eco Edu Forest
Sebagai respons, pemerintah telah menetapkan 12 spesies pohon langka sebagai prioritas nasional untuk konservasi. Inisiatif ini bertujuan untuk menyelamatkan spesies-spesies pohon yang terancam punah, terutama yang disebabkan oleh deforestasi dan eksploitasi hutan yang tidak terkendali. Dari 12 spesies pohon langka yang ditetapkan sebagai prioritas nasional untuk konservasi, enam spesies di antaranya tersebar di Kalimantan. Keberadaan spesies-spesies ini sangat penting bagi ekosistem lokal dan keberlanjutan keanekaragaman hayati. Di Kalimantan, lingkungan hutan yang kaya akan sumber daya alam menyediakan habitat yang vital bagi spesies-spesies ini, seperti Eusideroxylon zwageri (Ulin), Shorea spp (Meranti), dan Shorea macrophylla (Tengkawang).
Arboretum terus berupaya melestarikan spesies pohon langka yang menjadi prioritas nasional, seperti ulin (Eusideroxylon zwageri) yang berkembang baik, serta mersawa (Anisoptera costata) dengan satu individu, tengkawang rambai (Shorea pinanga), kerantungan (Durio oxleyanus), dan kapur (Dryobalanops aromatica). Meski demikian, penanaman tabelak (Durio graveolens) masih mengalami kendala. Fransiskus Yanba Rado sebagai kepala divisi Arboretum menekankan bahwa mereka memiliki tujuan sendiri dalam langkah konservasi yang mereka tempuh.
“Nah ini untuk beberapa spesies pohon langka yang ada di Arboretum itu termasuk ke dalam prioritas nasional itu ada Eusideroxylon zwageri (Ulin) itu memang sudah lumayan banyak lah untuk jenisnya di Arboretum kemudian ada Anisoptera costata (Mersawa) nah ini yang memang hanya ada 1 individu yang ada di Arboretum, kemudian ada Shorea pinanga (Tengkawang Rambai) ini juga bibitnya sudah lumayan banyak kita temukan dan ingin kita kembangkan lagi di Arboretum, kemudian ada Durio oxleyanus (Kerantungan) itu juga sudah lumayan banyak jenisnya kemudian ada Dryobalanops aromatica (Kapur). Nah ini merupakan kelima jenis dari spesies yang termasuk ke dalam 12 prioritas nasional yang ada di Arboretum itu kita masih kurang satu tadi yaitu Durio graveolens (Tabelak) kita sudah melakukan upaya penanaman dengan metode stek tapi gagal,” jelas Yanba.
Baca Juga: Pasar Rakyat Tengah: Menelusuri Jejak Sejarah dan Perekonomian Pontianak
Upaya konservasi melibatkan masyarakat lokal, pemerintah, dan organisasi lingkungan sangat penting untuk menjaga habitat dan melindungi spesies-spesies langka ini dari ancaman yang ada. Melalui pendekatan kolaboratif, diharapkan kita dapat memelihara keanekaragaman hayati yang ada di Kalimantan dan seluruh Indonesia,
“Pelibatan multi dalam pengelolaan harapannya dengan pentingnya peran arboretum ini dari luar itu banyak yang ingin bersama-sama untuk mengembangkan Arboretum itu seperti pada saat ini yang sedang kita jalankan Sekarang kita sedang berkolaborasi dengan forum pohon langkah Indonesia dalam pengelolaan di kawasan itu harapannya ke depannya nanti tetap berkelanjutan untuk keterlibatan multi stakeholder dalam pengelolaannya karena ini jika dari kami saja kalangan mahasiswa untuk pengelolaannya itu pasti sangat berat jika tidak melibatkan seluruh komponen masyarakat,” sambung Yanba.
Sebagai upaya pelestarian pohon langka, pemahaman yang mendalam tentang jenis dan karakteristik pohon sangatlah penting. Dengan mengenali kebiasaan serta kebutuhan spesifik setiap pohon, kita dapat melakukan perawatan yang lebih efektif. Hanna Artuti Ekamawanti dosen silvikultur Fakultas kehutanan Untan memberikan pemahaman dalam melestarikan pohon langka
“Jadi, kalau mau merawat pohon, kita harus kenal dulu pada jenis pohon langkanya. Untuk bisa merawat tanaman, kita juga perlu tahu perilaku dan kebiasaannya. Ini penting supaya kita tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Bicara soal perawatan, kita nggak bisa langsung merawat satu per satu, soalnya setiap jenis pohon punya karakter yang berbeda. Tapi, yang mau saya bagikan di sini adalah pengetahuan umum. Pertama, kita harus jaga kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat asli pohon tersebut. Untuk perawatan umumnya, kita juga perlu rutin memantau pertumbuhan dan kesehatan pohon-pohon itu,” ujar Hanna.
Penulis: Wahyu
Editor: Mira
Sumber: