Lihat, Kartini itu
Dibayangkan dengan kebaya sopan
Bagai puan mendamba perlindungan
Kasihan sekali sang penerus
Berdandan anggun, pemikirannya tergerus
Kartini lahir bersama pemikiran
Tidak menyerah, diam tanpa melawan
Kartini, ia dirayakan
Namun penerusnya tak diizinkan melawan
Kartini, namanya tak terbatas
Namun pemikirannya tak juga dibahas
Kartini, dunia merayakan emansipasi
Meski esok hari dapur akan tetap milik tuan putri
Kembali ke tempat biasa, yang kuat namun jangan keras
Kembali ke sekolah tinggi, tetap disuruh pulang untuk melayani
Lagi dan lagi
Kasihan sekali si Kartini
Setahun sekali namanya dirayakan tanpa malu
Namun hanya sebatas pidato semu
Penulis: Mia