Mimbaruntan.com, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untan layangkan surat tuntutan kepada Dekan FKIP, tertanggal 31 Maret 2019 lalu berkenaan dengan Sekretariat Hima/UKM dan fasilitas di kampus 1,2 dan 3.
Femilia Suci Rahmani selaku Kementrian dalam Negeri BEM FKIP Untan, mengatakan bahwa sebelumnya sudah dilakukan kajian permasalahan di kampus 1,2 dan 3. Permasalahannya pun beragam, sebut saja kampus 1 yang mempermasalahkan kondisi Sekretariat Hima/UKM yang tidak layak. Di kampus 2 tidak tidak ada Wi-Fi dan genteng bocor. Serta kampus 3 yang WC-nya tidak layak pakai.
Surat tuntutan yang telah ditandatangani oleh 28 Hima dan UKM di FKIP ini membuat 5 point tuntutan, antara lain; menuntut birokrat segera membangun Sekretariat bersama, toilet di kampus 3, melakukan pemerataan pembagian sarana dan prasarana antara kampus 1,2 dan 3, melakukan pemasangan Wi-Fi di Kampus 2 dan 3, serta menuntut birokrasi untuk melakukan pengecekan berkala terhadap listrik di Kampus 2 dan 3.
Baca Juga: Kampus 3 FKIP Untan Minim Fasilitas
Selain itu, di dalam surat tuntutan tersebut juga berisi kegelisahan mahasiswa FKIP dikarenakan pembangunan yang dianggap kurang tepat sasaran. Seperti dibangunnya ruang sidang dengan segala fasilitas mewahnya seperti AC dan proyektor di tiap ruangan serta fasilitas baru kampus untuk ruang kuliah seperti lemari, meja,kursi yang serba baru namun tidak merata.
Sebelum melayangkan surat tuntutan, menurut Femilia BEM sudah pernah melakukan audiensi ke pihak Kasubbag Administrasi Umum dan Perlengkapan (Amper) dan sudah ditanggapi oleh Dekan FKIP. “Jadi penyataan dari Dekan dan Kasubbag Amper itu sesuai mereka mengatakan sudah disesuaikan, jadi untuk RKAKL 2019 itu ada revisinya jadi akan dicantumkan untuk perbaikan Seketariat, Wi-Fi dan AC,” katanya.
Berkenaan dengan surat tuntutan tersebut, Martono selaku Dekan FKIP mengatakan, birokrat tidak membuat kebijakan hanya berdasarkan tuntutan mahasiswa. “Birokrat tidak bekerja berdasarkan tuntutan mahasiswa. Pembangunan sekretariat sudah diprogramkan tahun 2019,” ungkapnya.
Selain itu,mengenai pembangunan fasilitas yang tidak merata antara Kampus 1,2 dan 3, ia mengatakan bahwa pembangunan di Kampus 2 dan 3 diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Jurusannya masing-masing. “Untuk pembangunan di Kampus 2 dan 3, di dalam kepemimpinan saya itu saya serahkan sepenuhnya ke Kajur. Kami kasih dana, tapi tidak dalam bentuk ini lho dana, tapi dia mau rehab dalam bentuk apa,” katanya.
Ia juga menyampaikan tanggapannya atas kegelisahan mahasiswa yang merasa jika pembangunan fasilitas tidak tepat sasaran. Menurutnya, birokrat saat ini lebih memprioritaskan pembelajaran, seperti ruang kuliah dan juga ruang sidang dengan segala fasilitasnya agar mahasiswa merasa nyaman saat sidang skripsi.
“Sekarangkan yang diprioritaskan pembelajaran, jadi kami benahi ruang kuliah, ruang sidang yang sudah ada LCD dan AC. Tujuannya agar apa, agar mahasiswa tidak keringat dingin saat ujian skipsi. Saya prioritaskan itu,” tegasnya.
Penulis : Mita Anggraini dan Iqbal Fachri
Editor : Aris Munandar