mimbaruntan.com, Untan – Yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) kembali diselenggarakan pada 28 Oktober 2025 menjelang Wisuda Universitas Tanjungpura Periode I yang dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2025. Berbeda dari Yudisium tahun sebelumnya, penyelenggaraan Yudisium FEB kali ini dipusatkan di Aula Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP), meski pada awalnya direncanakan di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura yang nyatanya tidak cukup menampung seluruh calon wisudawan sehingga menimbulkan berbagai protes dari calon wisudawan fakultas tersebut.
Mauren, calon wisudawati dari angkatan 2020 mengungkapkan bahwa pindahnya lokasi pelaksanaan Yudisium disebabkan oleh banyaknya protes dari calon wisudawan yang merasa pelaksanaan di Gedung Konferensi Untan tidak memberikan layout yang adil sehingga ada sebagian calon wisudawan S1 yang duduk di luar ruangan.
“Akhirnya pindah itu karena kemauan teman-teman, karena kemarin di konferensi ada yang duduk di luar. Tidak adil aja sih kalau ada yang di luar hanya karena kelalaian panitia tidak mempertimbangkan kapasitas ruangan, awalnya nuntut kembali ke tempat Yudisium yang biasanya di Hotel Aston, namun katanya ada efisiensi,” ungkap Mauren.
Baca juga: Yudisium Fakultas Hukum Dihadiri Oleh WR I Untan
Pengumuman pindahnya lokasi Yudisium juga baru dilakukan pada tanggal 27 Oktober tepat pada H-1 acara tersebut, Mauren juga menambahkan bahwa segala bentuk protes dan kritik pada akhirnya dibatasi dengan akses grup chat yang dimatikan serta mensenyapkan salah satu calon wisudawan yang menyampaikan protes saat Zoom Meeting berlangsung.
“Setelah banyak chat yang masuk untuk berikan pendapat dan saran, akses chat di grup ditutup oleh panitia dengan alasan terlalu ramai. Salah satu mahasiswi yang menyuarakan protesnya di zoom meeting juga dikeluarkan oleh panitia,” tambah Mauren.
Keputusan pindah ke Aula POLNEP diapresiasi oleh calon wisudawan, Nela calon wisudawati dari pasca sarjana FEB menyoroti keputusan bijak panitia yang akhirnya mendengarkan keluhan dan protes dari calon wisudawan. Menurutnya seluruh calon wisudawan baik dari S1, S2 maupun S3 harus mendapatkan perlakuan dan hak yang sama.
“Pada awalnya itu layout acara mahasiswa S1 ada yang di luar kaca, walaupun masih bisa dinikmati tapi terlihat kesenjangannya gitu. Jadi saya rasa tidak bijak lah karena semuanya harus mendapat hak yang sama. Jadi keputusan yang bijak lah pindah ke sini, ke POLNEP,” ujar Nela saat diwawancarai setelah Yudisium selesai.
Nela juga menyampaikan harapannya agar Yudisium kedepannya lebih baik dan memberikan ruang kepada keluarga untuk bergabung, ia menceritakan pengalamannya saat S1 di fakultas yang sama dan pada saat itu Yudisium masih memberikan izin untuk membawa keluarga.
“Tentu harapannya lebih baik ya, dan saya harap keluarga bisa diberikan ruang untuk ikut kegiatan ini gitu, karena keluarga yang berperan besar dalam mendukung perkuliahan gitu kan. Dulu saya S1 di sini juga, boleh bawa keluarga dan sekarang gak boleh,” katanya.
Meluruskan dari pernyataan calon wisudawan tentang peletakan kursi Yudisium yang berada di luar ruangan, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FEB, Juanda Astarani, menyampaikan bahwa layout gedung konferensi yang memang terbatas sehingga panitia menjadikan satu lorong juga termasuk area kegiatan Yudisium namun memang sayangnya berada di luar ruangan utama.
“Sebenarnya sih bukan di luar ya, jadi kita pakai konferensi lima dan lorong depannya itu kita tutup lah jadikan satu kesatuan gitu. Cuma memang ada batas kacanya jadi ada yang di dalam sana, yang diluar akan kita kasi monitor juga terus kan Yudisium dipanggil satu-satu jadi hanya posisi menunggu saja yang berbeda, seperti itu,” jelasnya.
Baca juga: Demokrasi Tergadai, Oligarki Berdaulat di Tanah Kalimantan Barat
Juanda juga menjelaskan alasan kenapa Yudisium FEB tidak dibagi menjadi dua sesi agar menyesuaikan kapasitas ruangan dan para wisudawan, menurutnya Yudisium merupakan momen bersama teman-teman angkatan sehingga sangat sayang jika dibagi menjadi dua sesi. Namun dikarenakan keputusan di konferensi menuai banyak protes, pada akhirnya mereka mengambil keputusan untuk memindahkannya ke Aula POLNEP.
“Nah kalau dua sesi jadi satu angkatan bisa terpisah sedangkan Yudisium ini acara yang momennya bersama teman seangkatan. Kami udah monitor di konferensi lima yang paling luas cuma memang masih kurang, masih banyak yang komplain sehingga akhirnya kita pindahkan ke sini, lebih baik gitu,” ungkapnya.
Kegiatan Yudisium yang pada awalnya sering kali dilaksanakan di hotel kini beralih ke gedung-gedung universitas disebabkan oleh dampak efisiensi yang dilakukan oleh negara, Juanda menyampaikan bahwa FEB hanya menuruti surat edaran dari rektor yang meminta untuk melakukan kegiatan di dalam lingkungan universitas serta menghindari keluarnya biaya tinggi.
“Ini dari surat edaran rektor ya, jadi jelas di surat itu mengatakan proses pernyataan kelulusan mahasiswa wajib dilaksanakan di setiap fakultas. Yudisium itu biayanya sudah termasuk UKT, jadi kami tidak ada menarik lagi dari mahasiswa dan harus dilaksanakan seefisien mungkin. Jadi biayanya ditanggung setiap fakultas, agar tidak muncul biaya tinggi, tapi kami sampaikan kalo di POLNEP itu kan masih sama-sama di bawah satu kementerian, jadi itu alasan kami di sini,” ujar Juanda.
Juanda juga menambahkan bahwa Yudisium FEB yang sebelumnya sering kali di hotel juga tidak menarik biaya dari mahasiswa, namun pada saat itu anggarannya memang masih tersedia berbeda dengan saat ini.
“Sebelumnya FEB juga tidak pernah menarik dana sama sekali, memang karena tahun ini efisiensi anggaran. Ibaratnya kita kalo mau tetap di hotel pun, anggarannya dipotong jadi berat juga,” tambahnya.
Terkait dengan akses chat calon wisudawan yang dibatasi, Juanda hanya menyampaikan bahwa pada saat itu mereka hanya ingin menyampaikan informasi dengan satu arah agar tidak terjadi salah informasi dan lebih efisien.
“Kalo ada yang mau ditanyakan atau disampaikan langsung ke panitia aja, jadi informasi di grup hanya satu arah agar tidak ada salah informasi dan lebih efisien,” tutupnya saat diwawancarai.
Dari pernyataan tersebut kebijakan efisiensi juga merubah sistem yang biasanya menjadi budaya fakultas bahkan universitas, sudah bertahun-tahun Yudisium berbagai fakultas diselenggarakan di aula hotel dikarenakan sebagai momen berharga bagi calon wisudawan, namun jika harus dilaksanakan di dalam lingkungan Untan pun kampus masih kekurangan ruangan yang berkapasitas besar.
Penulis: Mia
Editor: Aga