mimbaruntan.com, Untan – Siang itu sekitar pukul 16.30 WIB, bundaran tugu Digulist dipenuhi oleh ratusan mahasiswa. Pemandangan yang tidak biasa ini memang sedikit membuat jalan macet. Dari pukul 13.00 mereka melakukan aksi untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei, ratusan mahasiswa dari berbagai aliansi ini masing-masing menyampaikan aspirasi mereka. Hujan deras yang menguyur kawasan ini tidak meruntuhkan semangat mereka untuk tetap melanjutkan aksi.
Aliansi Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalbar yang beranggota dari berbagai kampus seperti Untan, IAIN, Polnep dan kampus lainnya turun ke jalan untuk menyorakkan aspirasinya. Mereka jadikan Hari pendidikan Nasional ini momentum yang baik untuk memperhatikan pendidikan di Indonesia, ada dua hal yang mereka ingin sampaikan pertama ke Pemerintah Pusat dan kedua ke Pemerintah Daerah. Senin (2/5).
Rahmad Syaiful selaku Koordinator aksi, menuturkan bahwa mereka akan menyampaikan kepada Pemerintah Pusat ialah program Jaminan Pendidikan Nasional (Jamdiknas). Menurutnya, program ini adalah program yang dimana seluruh warga Indonesia mendapat jaminan pendidikan dari SD hingga kuliah. “Jadi program ini program yang kita usulkan bagaimana pemerintah bisa komitmen membuat seluruh anak-anak di Indonesia bisa kuliah,” ujarnya.
Sedangkan yang ingin mereka sampaikan kepada Pemerintah Daerah adalah menuntut secara tegas karena undang-undang yang baru UU NO 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah sudah ada pembagian, dan sekarang wewenang SMA pengelolaannya berada di Pemprov. Ia menuturkan jika Pemprov ingin membuat kewenengan masalah pendidkan itu sudah bisa dilakuakn sekarang mengingat sebelumnya weweang masih dipegang oleh Pemerintah abupaten, “maka kami menuntut kepada Pemprov bagaimana albar ini wajib belajar 12 tahun bukan hanya 9 tahun jadi anak-anak di Kalbar ini bukan hanya sekedar sampai SMP tapi dijamin sekolahnya hingga SMA,” imbuhnya.
Ia berharap pemerintah berkomitmen untuk memajukan pendididkan di Kalbar agar pendidikan di Kalbar tidak ada lagi yang buta huruf, putus sekolah dan tidak ada lagi orang-orang yang tidak sekolah akibat keterbatasan ekonomi.
Penulis : Desi dan Umi
Editor : Isa Oktaviani