mimbatuntan.com,Untan—Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Khatulistiwa kembali berorasi di Tugu Digulist Minggu (2/3), kegiatan mimbar bebas yang diadakan selam tiga hari tersebut berlangsung damai. Dari panggung yang bertiangkan bambu itu masing-masing mahasiswa meneriakan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia dan di Kalimantan Barat (Kalbar), mereka menuntut pemerintah serius dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Apa yang menjadi kebanggan Kalbar,” ucap salah satu orator setengah bertanya. “Hutan hancur, jalan rusak apa itu yang dinamakan kemajuan. Pemimpin-pemimpin kita hanya memikirkan koceknya sendiri. KKN (Korupsi,kolusi dan nepotisme)terjadi di mana-mana, kita tetap berkumpul di sini untuk mengatakan kita akan terus berjuang,” pekik orator sembari disambut teriakan mahasiswa lainnya.
Acara membakar ban juga mewarnai rangkaian aksi terebut, pembakaran ban yang dilakukan di pinggir Tugu Digulist membuat pengguna jalan tidak dapat berputar haluan. Pantaun Reporter hanya beberapa Polisi saja yang berjaga untuk mengamankan aksi tersebut.
Aksi itu juga dihadiri oleh mahasiswa Kalbar yang sedang studi di Universitas Trisakti, ia sangat mengapresiasi mahasiswa Kalbar yang masih mempunyai semangat perjuangan. Ia juga menyarankan agar mahasiswa di Kalbar tanggap dengan isu-isu nasional. “Kurangnya empati isu-isu nasional itu harus menjadi evaluasi mahasiswa di Kalbar, jadi ketika ada isu sedikit itu mahasiswa di sana(Universitas Trisakti) langsung bergerak,” kata Alfi Wananda.
Ketika berorasi Alfi juga menyinggung perihal polemik ditubuh Kepolisian dan KPK serta kenaikan Bahan Bakar Minyak(BBM) yang baru-baru ini diberlakukan. “Pihak kepolisian urus saja masalah kalian, baru kalian urus masalah kami. Kami di sini bergerak atas nama idealis, kalian bergerak atas nama duit, kalian tidak pernah rasakan apa yang kami rasakan.” teriaknya sambil menunjuk Pos Polisi.
Acarapun ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin langsung oleh Bashar perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalbar. Mereka berkumpul sembari menundukan kepala dengan harapan permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia dapat terselesaikan. “Hidup mahasiswa, hidup rakyat, hidup rakyat,” teriak Bashar setelah selesai berdo’a.
Reporter: Iman,Uuz,Riko,Dodoi,Evan.
Editor: Irvan