mimbaruntan.com, Untan – Upaya memberikan ruang kreatifitas dalam pengimplementasian nilai-nilai jurnalistik bagi mahasiswa Universitas Tanjungpura (Untan), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Untan menggelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) yang pada 11 hingga 13 Maret 2022.
Syifa Meidiana, Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) menjelaskan bahwa pelatihan yang diikuti oleh 8 mahasiswa Untan angkatan 2021 ini bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai jurnalistik dengan memberikan beberapa materi, diantaranya yaitu dasar-dasar jurnalistik, straight news, dasar dan teknik penyiaran radio, foto jurnalistik, hingga teknik reportase.
“PJTD ini adalah sarana untuk mengenalkan dasar-dasar jurnalistik, yang nantinya akan menjadi modal untuk mereka berkarya sesuai dengan kaidah dan kode etik jurnalistik,” jelasnya pada Minggu (13/3) saat diwawancarai di Sekretariat LPM Untan.
Melalui PJTD, Maulana Aziz Mustofa selaku Ketua Panitia PJTD menyampaikan harapannya agar peserta dapat menuangkan kreatifitasnya dibidang jurnalistik.
“Harapannya, peserta dapat menuangkan kreativitasnya. Karna disini bukan cuman organisasi pers biasa, tapi wadah. Wadah untuk berkembangnya kreativitas kita,” ujarnya.
Setelah mendapatkan materi jurnalistik, disampaikan oleh Dedek Putri Mufarroha bahwa peserta PJTD mengimplementasikan kaidah jurnalistik tersebut melalui praktik liputan di Pasar Rakyat Tengah, yang berlokasi di jalan Kapten Marsan Nomor 33, Darat Sekip, Pontianak pada Minggu pagi (13/3).
Dedek yang berperan sebagai salah satu mentor mengatakan bahwa dalam praktik liputan tersebut, peserta PJTD terbagi menjadi 2 kelompok dengan mengambil sudut pandang (angle) berita, yaitu“Aktivitas Masyarakat di Pelabuhan Seng Hie” dan “Pasokan Pakaian Lelong di Pasar Rakyat Tengah”.
Praktik liputan tersebut menghasilkan 2 berita straigh news dan 4 foto story. Dipaparkan oleh Dedek, meskipun ini merupakan pengalaman pertama peserta berkunjung ke Pasar Rakyat Tengah, mereka terlihat begitu antusias dan terus mencoba untuk berinteraksi dengan orang-orang yang ingin mereka wawancarai.
“Di dalam jurnalistik khususnya reportase, peserta PJTD sangat antusias. Sebagai pengalaman baru, walaupun masih disertai keragu-raguan, mereka berusaha menghapus rasa itu dengan terus mencoba nge–reach orang-orang yang ditargetkan untuk menjadi narasumber,” papar Dedek.
Terdapat beberapa kendala yang peserta PJTD alami saat melakukan praktik liputan tersebut. Seperti yang dibagikan oleh Vanessa Stephanie yang kesulitan saat mencari narasumber lantaran beberapa kali mendapatkan penolakan.
Namun, tantangan tersebut tidak membuatnya menyerah. Dia merasa senang karena bisa terus belajar dengan membahasa isu dan saling bertukar pendapat. Ia mengaku bahwa kegiatan ini membuatnya semakin peka terhadap lingkungan sekitar.
“Setelah aku ikut PJTD, ternyata jurnalistik itu menarik. Bahas isu, saling bertukar pendapat. Tapi bukan sekedar pendapat, harus ada validasinya. Aku pengen belajar, ikut kegiatan ini mengasah aku untuk memiliki rasa peka yang tinggi dengan lingkungan sekitar,” tutup mahasiswa Prodi Agroteknologi tersebut.
Penulis : Zulfikar
Editor : Monica Ediesca