mimbaruntan.com, Untan – Drama Korea (Drakor) merupakan tontonan yang amat digemari dari berbagai kalangan usia, remaja maupun dewasa tanpa terkecuali. Beragam genre dapat dipilah sesuai selera, tak hanya racikan soal nuansa cinta masa muda namun juga moral kehidupan terbesit di dalamnya.
Twinkling Watermelon merupakan salah satu dari drama yang akan mengajak kita menilik kehidupan seorang Child of Deaf Adult (CODA) serta struggle kehidupan orang tuanya yang merupakan penyandang disabilitas pendengaran (Tuli). Drama berjumlah 16 episode ini sukses menamatkan episode terakhirnya pada 14 November 2023. Dilengkapi genre; Romantis, fantasi, dan coming of age.
Sinopsis Twinkling Watermelon
Drama ini menyoroti kisah dari pemuda CODA yakni Ha Eun-Gyeol beserta kedua orang tua dan seorang kakak laki-laki yang Tuli. Sejak kecil ia menjadi jembatan penghubung bagi keluarganya pada dunia luar dan suara yang ada di alam semesta. Ia tumbuh sebagai siswa pintar dan teladan yang berpotensi besar lulus menjadi bakal calon mahasiswa kedokteran. Ia juga menjadi teman Eun-Ho sang kakak dalam berlatih sebagai atlet taekwondo, ia mengamati struggle kehidupan kakaknya, sementara kakaknya ingin Ia memiliki hidup sendiri bukan penerjemah bahasanya kepada dunia.
Krisis identitas akibat ketertarikan dunia musik pada masa mudanya membuat ia bingung bagaimana kelanjutan karier masa depannya. Eun-Gyeol yang berumur 18 tahun membagi kehidupannya menjadi dua, pada pagi hingga menjelang sore Ia membenahi kehidupan akademiknya, sementara malam Ia diam-diam menekuni dunia musik yang membuat jantungnya berdebar pada masa muda, bermula menjadi gitaris di jalan-jalan hingga direkrut oleh sebuah band.
Ayahnya dan Eun-Gyeol memiliki paham yang berbeda tentang masa depannya, hingga terjadilah perselisihan pendapat saat penampilan bandnya berakhir, di mana sang Ayah terus mengartikan bahwa Eun-Gyeol membuang waktu dan tujuan semula dari harapan sang Ayah dan Eun-Gyeol bertahan pada ego dan keinginan hatinya menjadi sebuah gitaris. Perselisihan dengan sang Ayah membuatnya pergi ke toko alat musik klasik untuk menjual gitar miliknya, namun pada saat ia melenggang keluar pintu pengembaraan menelusuri waktu berbeda kini bermula.
Baca Juga:Tulang Rusuk Sang Bulan
Perjalanan waktu yang menyegarkan perspektif
Ia terperanjat melihat pemandangan yang ada di hadapannya ketika keluar dari ‘La Vida Music’ toko alat musik klasik yang tadinya tempat ia menjual gitar, tiba-tiba menghilang dan bertukar menjadi toko buku pada tahun 1995. Beserta kemarahan yang membuncah ia semakin nampak frustasi dengan hal-hal tidak masuk akal yang dialaminya. Namun semakin mengejutkan adalah perjumpaan pertama kali dengan sang ayah yang berusia 18 tahun sama seperti dirinya, tengah mencari gitaris untuk band yang hendak dibentuk yakni ‘Manipulator Cinta Pertama’.
Eun-Gyeol tercengang dengan fakta bahwa sang Ayah tidak Tuli dari lahir dan tengah berbicara di hadapannya, untuk pertama kali dalam hidupnya mendengar suara sang ayah. Ha Yi Chan pada masa muda adalah sosok yang tergila-gila pada cinta dan membuatnya terjerat pada perjanjian memenuhi syarat mendapatkan cinta gadis Choi Se-Kyung dewi cello membuat sebuah band, alasan di balik dibentuknya band Manipulator Cinta Pertama yang kemudian berubah menjadi Watermelon Sugar.
Pendewasaan tokoh utama Eun-Gyeol berawal sejak perjalanan waktunya dimulai, Ia awalnya hanya menilik kehidupan sang Ayah segar dan bersemangat kala masih muda, keinginan untuk bersinar semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) maka dari itu meskipun Eun-Gyeol tidak merestui Ayah dengan Dewi Cello bukan menjadi alasan tidak membantu Ha Yi Chan dalam perkembangan bandnya.
Dalam Twinkling Watermelon juga turut mengisahkan bagaimana keluarga Yoon Chung-A melarang adanya bahasa isyarat di dalam rumah dan tidak ada yang boleh mengajarinya bahasa tersebut, sebab oleh sang Ibu sambung Tuli adalah sebuah aib bagi keluarga, Ia terus memaksa agar Chung-A bisa berkomunikasi dengan caranya dan memblokir akses dunia agar Chung-A tetap merasa sendiri dan tersudut.
Baca Juga: Start Up : Drama Pemecah Belah Umat
Eun-Gyeol yang mempertanyakan banyak hal termasuk tujuan kembalinya ia ditahun 1995, berhasil menguak satu persatu kehidupan orang-orang yang disayanginya. Tentang kecelakaan apa yang membuat Ha Yi Chan menjadi Tuli? Ia menjadi sangat posesif dan over protektif menjaga keselamatan sang Ayah. Beriringan seumuran membuatnya belajar banyak hal dari sang Ayah di masa muda, ia juga mengajarkan banyak hal kepada Ha Yi Chan baik soal akademik maupun gitar, mereka juga menulis lagu bersama lagu yang plot twistnya diberikan oleh mister Viva la Vida untuk menggiringnya menemukan masa depan dan menjadi sebuah idola dan mendengarkan kata hatinya.
Eun-Gyeol campur tangan dalam kehidupan sang Ibu membuat kakenya sadar bahwa keburukan ibu sambung Chung-A dalam menutup akses komunikasi putrinya. Eun-Gyeol hadir untuk mengajari ibunya bahasa isyarat, membuka kembali dunia yang telah diblokir, menjadi sahabat yang baik. Chung-A tumbuh menjadi gadis yang kuat dan tidak takut untuk bersinar. Kehadiran Eun-Gyeol benar-benar anugrah bahkan ia mendukung penuh hubungan Ibu dan Ayahnya saat masih muda.
Afeksi yang menggemaskan
Ha Yi Chan teringat akan perkataan aneh dari Eun-Gyeol tentang seharusnya ia mencintai Chung-A yang terus membayanginya, menjadi desainer dalam bandnya membuat mereka banyak berkomunikasi membuah Ha Yi Chan yang tertolak dari Choi Se-Kyung akhirnya menyadari bahwa dirinya menyukai Chung-A sementara Chung-A berhasil mendapatkan seorang pria yang untuk berkomunikasi dengannya Ha Yi Chan gagap berbahasa Isyarat tapi Ia tetap mempelajarinya, Ia berusaha untuk selalu ada dan mencintai Chung-A. Demikian Chung-A dan pangeran yang memiliki suara merdu menjalin hubungan hingga pernikahan.
Tak hanya cinta Chung-A dan Ha Yi Chan tapi juga Eun-Gyeol dan putri dari Dewi cello Choi Eun-yu yang semula ingin kembali dan merubah takdir Ibunya agar ia tidak terlahir dan lenyap malah terjerat cinta seorang yang juga melalui perjalanan waktu. Semula ia juga berpikir bahwa Eun-Gyeol adalah Ahjussi atau seorang pria paruh baya di jamannya. Meskipun begitu cinta adalah sesuatu yang liar, perbedaan apapun bukanlah penghalang namun akhir yang manis dalam drama ini membuat gemas penonton kalau bisa season dua juga.
Kesimpulan
Pendewasaan tokoh yang digambarkan oleh saya mungkin masih kurang terasa bagaimana kejadiannya, diwajibkan untuk menonton dan membuat perspektif masing-masing. Lekas menilik kehidupan yang digambarkan dalam Twinkling Watermelon. Drama yang menggambarkan siapapun dapat bersinar, serta cara komunikasi tak sedangkal logikamu! Bukan hanya satu suara melainkan banyak cara menyampaikannya. Siapapun? Kamu, aku, kita semua dapat bersinar dalam selama dunia memberi panggung.
Penulis: Mira Loviana