Sebuah karya dari Tomohiko Ito dirilis dari studio Graphinica ini adalah anime dengan pendekatan baru dimana kita akan benar-benar disuguhkan pemandangan kota Kyoto dan Grafis yang luar biasa indah. Inilah salah satu kelebihan anime “Hello World”. Anime ini sangat disajikan dengan pelataran musik dan gambar serta suasana yang apik. Jika dulu mungkin teman-teman sudah pernah menonton “Stand By Me, Doraemon”, maka teman-teman akan melihat bahwa ada persamaan dari anime ini dan Stand By Me, Doraemon, yaitu sama-sama menggunakan grafis 3 dimensi, meski secara penyajian memang yang terlihat lebih nyata adalah anime Stand By Me, Doraemon. Permainan warna dari anime ini juga sangat memukau dengan sentuhan berbagai macam emosi yang digabung menjadi satu. Bahkan, anime ini dibuat dengan berbagai sentuhan grafis yang terbilang meski abstrak namun bisa menggabungkan unsur-unsur “Nirmana” secara baik.
Baca juga:Cry Me A Sad River : Merundung Bukanlah Cara Untuk Terlihat Hebat
Karakter-karakter dalam anime ini juga berperan dengan baik dalam mengkomunikasikan hal-hal yang disampaikan. Sangat sesuai dengan emosi yang ditunjukan ketika sang karakter utama, Katagaki Naomi sedih karena terpisah dengan Ichigyou Ruri, atau pada adegan dimana mereka berdua duduk beristirahat di taman sembari bertukar pendapat mengenai buku yang disukai. Ada pula adegan dimana ketika Naomi menyatakan perasaannya kepada Ruri di ruang UKS sehabis acara pameran buku, benar-benra mengekspresikan perasaan orang yang jujur akan cintanya dan berhasil membuat penulis tersenyum-senyum riang dan baper.
OST atau Original Soundtrack dari anime ini juga sangat direkomendasikan untuk didengar. Bahkan, soundtrack di anime ini yang berjudul “Yesterday” dibawakan oleh Band asal Jepang Official髭男dism (dibaca Official Hige Dandism) menduduki top chart nomor 2 sebagai salah satu lagu yang paling sering diputar di Musim panas-gugur 2019.
Baca juga:Fenomena Tiktok Dikalangan Mahasiswa UNTAN
Meski dengan komentar positif seperti yang penulis tuliskan, anime ini menurut penulis sendiri hanya bisa mendapat rating 7-7,5 dari 10. Hal ini dikarenakan kita tidak hanya harus memandang grafis dan permainan karakter saja, tetapi jalan ceritalah yang menjadi kunci penting apakah kita bisa benar-benar memahami film tersebut atau tidak. Untuk anime ini sendiri, penulis justru sangat kesulitan untuk memahami alur ceritanya dari kemunculan Katagaki Naomi dewasa ke masa lalunya 10 tahun yang lalu demi bertemu Katagaki Naomi yang masih muda.
Untuk urusan menarik perhatian dengan adegan-adegan kebaperan yang dibuat, anime ini cukup menghibur, namun hingga menjelang akhir film ini masih tetap sulit dipahami. Plot twist yang dihadirkan benar-benar diluar dugaan, sehingga meskipun pada umumnya suatu plot twist dianggap menarik, justru di anime ini akan membuat plot twist di pandangan penonton menjadi kaku dan membingungkan sehingga sebelum menyentuh epilog kita akan berpikir-pikir bagaimana adegan-adegan yang ada terjadi.
Sedikit bocoran, sebenarnya sebelum epilog di akhir animenya, keseluruhan cerita yang kita saksikan hanyalah sebuah data yag tersimpan dalam teknologi yang disebut “ALLTALE” yang sengaja dibuat oleh pemerintah dan peneliti Jepang di 2027 untuk membantu menyimpan berbagai memori seperti gaya arsitektur, kultur, dan kejadian yang terjadi di Kyoto dalam suatu mega ruang tanpa batas. Ketika sudah menyentuh epilog, ada adegan si Katagaki Naomi yang baru saja tersadar dari koma dan mendengar suara dari sistem bernama “Yatagarasu” dan Ruri dewasa. Seolah bagian ini menjelaskan makna tersirat bahwa Naomi lah yang sebenarnya koma. Dibagian ini, justru kesan 3D sudah hilang sehingga yang kita lihat adalah tampilan anime seperti pada umumnya yaitu 2D. Cerita lebih lanjut silahkan menonton animenya.
Penulis: Marsianus