Letihkah kau berdiri di pagi ini?
Aku sedari tadi tertegun di seberang memandangmu teliti.
Ku ingat pada sebilah kayu yang menegurku diam.
Ia tertawa akan kebodohanku yang terdiam mati.
Ku langkahkan kaki ini menuju raga mulusmu.
Tapi halauan meludahiku dengan sadis.
Aku tak mengelak, aku terima itu dengan ceriaku.
Kemudian tamparan menghampiriku.
Aku terima juga dengan ceriaku karena semua ini salah pada mulanya.
Teriakan mengakhiri lamunanku.
Ternyata aku bukanlah aku melainkan debu.
Berterbangan di wajah palsu memandang sayu.
oleh Endar