Sejujurnya, aku merasa iri dengan cerita mereka mengenai ayahnya
Walaupun itu hanya cerita yang sangat sederhana
Seperti, dibelikan sesuatu ataupun dijemput ayah usai sekolah
Atau didaftarkan ayah sekolah
Sederhana bukan?
Namun aku iri dengan semua itu.
Kenapa?
Sedari kecil aku sudah tinggal berdua dengan ibu
Tepatnya saat usia ku akan menjelang 4 tahun
Kemana ayahku?
Yang ku tau, dulu ayahku pamit berangkat kerja
Namun, sorenya aku diboyong ibuku ke rumah sakit
Dan setelah itu, ayah tertidur untuk selamanya walau sempat bertahan
Kemudian, yang hidup tetap harus bertahan hidup. Itu ungkap ibu.
Semuanya terasa baik – baik saja selepas itu, seperti tak terjadi apa – apa
Hingga 15 tahun sudah berlalu
Semuanya masih baik – baik saja walau aku tau masing dari kami masih memendam luka
Kadang dengan mata yang berkaca, ibu menceritakan kebanggannya terhadap ayah
Aku menyimaknya dengan sesak di dada
Ibu memang kuat, dan aku harus lebih kuat
Tak mudah membesarkan anak berusia kurang dari 4 tahun di usia kepala 4 sendirian
Dan dia berhasil
Oh ya, teringat dulu..
Saat SD, selepas pulang sekolah
Mereka dijemput oleh ayahnya
Apa rasanya dijemput oleh ayah?
Kemudian saat SMP, jam pelajaran kesenian
Temanku dibelikan alat lukis oleh ayahnya
Apa rasanya dibelikan barang oleh ayah?
Kemarin saat SMA, kami bercerita
Sahabatku mengatakan jika masuk di SMA ini adalah pilihan ayahnya
Apa rasanya masuk sekolah pilihan ayah?
Lalu ada juga yang menupload foto bersama ayahnya
Lantas, apa rasa berfoto bersama ayah?
Dan saat itu aku mulai sedikit memahami rasa dengkiku
Aku hanya merasa tak adil dengan teman – temanku
Jangankan berfoto bersama
Kenangan bersamanya pun aku tidak pernah memilikinya
Dan mereka mempunyai hal – hal besar dalam hidup bersama ayah
Kehilangan ayah diusia dini memang membuat perubahan besar dalam hidupku
Aku memang anak bungsu, tapi dituntut untuk tidak menyusahkan ibu
Aku juga dituntut untuk bisa terlihat ‘baik – baik saja’
Sedih?
Itu hal yang pasti dari sebuah kehilangan
Namun merasa terpuruk itu bukan jalan keluar
Dan menangislah jika kau sudah tak dapat membendungnya
Namun, jangan sampai ada yang tau
Setidaknya itu yang aku pelajari selama ini
Kembali camkan kata ibu
“Yang hidup harus tetap bertahan dan melanjutkan hidup”
Selamat jalan ayah untuk yang ke 15 kalinya
Dan akan terus kuulangi tiap tahunnya
Sebagai pengingat, jika berkatmu lah aku bertambah kuat
Terima kasih untuk 3 tahun 8 bulannya bersamaku.
Penulis : HYN