Sayang, sudah begitu banyak kematian disiarkan. Sudah begitu muak kita mendengarnya. Kini tinggal kita berdua manusia yang tinggal di gang. Sisanya anjing-anjing cacat.
Sayang, jangan kau jadi apatis. Kini ku autoerotis. Biarlah kita bermanis-manis. Karna hanya kita berdua manusia yang tinggal di gang. Sisanya anjing-anjing cacat.
Sayang, dulu kau selalu berisik perkara iman. Saat ini kau berkiblat bohemian. Biarlah angan kita memikirkan kesenangan. Karna hanya kita berdua manusia yang tinggal di gang. Sisanya anjing-anjing cacat.
Sayang, si anjing itu menyerangmu. Si cacat itu menerkammu. Si binatang itu memang nafsumu.
Kau mengerang. Kau mabuk kepayang. Melayang-layang. Aku terngiang.
Sayang, kau mulai giting. Melihatmu aku makin sinting. Isi mulutku memang tak berisi perihal penting. Kini tinggal aku manusia yang tinggal di gang. Sisanya anjing-anjing cacat.
Aku mulai capek berbaku-baku, Sayang!