mimbaruntan, Untan- Era teknologi tidak hanya memudahkan bagi semua pihak untuk berkomunikasi, dari ajang sekedar bersilaturahmi, gaya hidup, kebutuhan sosial hingga dijadikan area berbisnis yang cukup menjanjikan. Kemudahan yang didapat dari canggihnya alat komunikasi yang digunakan lantas menimbulkan sejumlah tanda tanya bagi sebagian orang, amankan berinternet dengan banyaknya informasi salah, keliru yang berunsur berita bohong atau hoaks?.
Bagi kaum perempuan ini pastinya menjadi pemikiran tersendiri dan problem yang kerap terjadi, dilihat dari banyaknya jumlah kaum hawa yang aktif berselencar di dunia maya yang ikut menjadi korban. Hal ini yang menjadi ulasan utama dalam workshop daring “Cara Aman Perempuan Bermedia Sosial” yang digagas Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) yang menggandeng Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK), Senin, 18 Mei 2020.
Baca juga: IMKB Berbagi Sembako Kepada Mahasiswa Asal Bengkayang di Pontianak (Press Release)
Menghadirkan Edo Sinaga, Founder HCC Borneo Kalimantan Barat sebagai narasumber. Edo pun banyak mengupas persoalan kemananan pengguna internet yang mudah diretas jika tidak lihai dalam menjaga informasi diri. Perempuan menurut Edo banyak menjadi korban peretasan informasi diri hingga pelecehan yang berujung kejahatan virtual yang susah terlacak. Selain itu, berbagai data menujukkan bahwa perempuan sangat terlibat aktif dalam pencarian informasi di internet.
“Banyak kasus yang korbannya perempuan, sebut saja pelecehan secara online, dengan mengirim foto yang berbau porno. Banyak pendekatan dengan modus yang ujung-ujungnya memperdaya. Ini yang harus kita waspadai, ” katanya.
Modus halus dengan gaya online yang marak membuat banyak perempuan kurang ‘ngeh‘ untuk lebih berhati-hati, terutama dengan warga online yang baru di kenal.
“Dengan mudah data kita diperoleh, tidak mustahil hal lainnya juga bisa diperoleh. Modusnya halus, jika kita kurang mengerti situasi yang kita hadapi saat berselancar, maka kemungkinan kita bisa menjadi korbannya, ” papar Edo.
Baca juga: Mahasiswa Tingkat Akhir Harapkan Keringanan UKT
Saat berselencar, umumnya pengguna tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil atau yang dianggap ribet, seperti rutin mengganti password, tidak sensitif saat mengunduh aplikasi yang membawa virus hingga tidak jeli saat tanpa sadar masuk dalam sistem malware yang berbahaya.
“Jaga kerahasiaan Pin dan Pasword pada ponsel dan laptop Seringkali, Hp sendiri seperti badan intelejen yang mudah disusupi dan diretas. Jangan pernah buat email atau password tanggal lahir sendiri atau pasangan, ” terangnya.
Untuk amannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, selain masalah password tadi. Jika merasa sibuk di medsos, sebaiknya tidak menggunakan satu akun. Disarankan memiliki akun pribadi dan akun publik.
“Cek dan atur ulang dalam melakukan pengaturan Privasi. Menggunakan password yang kuat. Biasanya kalau password dengan jumlah 13 angka atau huruf lebih mudah disusupi. Lalu Menyalakan verifikasi login, ” beber Edo.
Ia juga menyarankan agar tidak sembarangan menggunakan aplikasi pihak ketiga, contoh mendownload Jitsi. Hindari berbagi lokasi, terkecuali untuk personal branding.
“Berhati-hati dengan URL yang di pendekkan, terkadang ketika memendekkan URL banyak malware yang masuk ke kita, ” kata dia.
Penulis : Wati
Editor : Riski Ramadani