Aku kecil dan menggigil
Meringkuk di atas dipan
Lalu turun ke perapian
Melepas selimut tipis agar bebas terbalut hutan hujan tropis
Kubuka jendela dari kulit kayu yg lapuk
Menghirup segarnya embun yg membangunkanku dari kantuk
Mataku disapa oleh padi-padi yang menguning
Pagiku memang hening
Meski sesekali terdengar burung-burung bernyanyi Yang kutahu hari itu aku tidak pernah bermimpi tentang hari ini
Masih di tempat yang sama mereka mendengar aku berteriak memanggil Tuhanku
Hari itu tidak ada yg tahu kenapa aku melakukannya dengan begitu lugu
Masih di tempat yang sama, aku menangis kala terjaga dari tidur siangku dan tidak menemukan siapa-siapa
Ibuku nun jauh di sana, di tengah rimbunnya padi setinggi kepala
Ayahku datang dengan tergesa memberitahuku sebuah cerita tentang anak kecil yang diburu kakek tua karena menangis di tengah rimba
Ternyata hari itu aku menjadi berani kala sendiri
Perlahan aku jatuh hati pada sunyi
Masih di tempat di sama, kaki kecil yg dahulu berlarian mengejar elang, mengejar enggang sudah bertambah besar ukurannya
Tapi pondok lapukku sudah tak ada
Tangga tempatku mengubur gigi susuku tak menampakkan jejaknya
Ayunanku telah berganti, dengan kayu timbangan tinggi
Dengan angkuhnya di sana sawit itu menguningkan buahnya
Ia tak tahu diri bahwa ia tak seindah padi
Aku patah hati!
Tempatku memburu sunyi tak utuh lagi
Yang bisa dilakukan hanyalah bersimpuh
Berharap doaku begitu ampuh setelah tak kutemukan teduh
Sekarang aku tahu kenapa dulu kupanggil Tuhanku
Penulis : Marlina Marlin