Oleh Ino
mimbaruntan.com, Pontianak–Senin 13 Mei, ratusan mahasiswa menghadiri debat kandidat Balon (bakal calon) Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa tahun 2013-2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untan yang berakhir dengan kegagalan. Persaingan panas antara pendukung kedua Balon meramaikan kampus Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Namun, debat tersebut menuai masalah, calon Presiden Mahasiswa dari salah satu kandidat tidak hadir, Putra Kurniadi yang berpasangan dengan Zulfikar tak datang, karena masih berada di Jogjakarta, yang mengakibatkan debat di ancam batal dan memutuskan Balon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa FKIP Untan Yasin dan Haris Pribadi menang dengan aklamasi, hal ini menimbulkan polemik diantara pendukung kedua kubu. Mereka meminta Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) FKIP Untan melakukan peninjauan kembali terhadap redaksi yang menyatakan calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang tidak datang dianggap gugur.
Rahmat saiful salah satu mahasiswa pendukung kubu Purta Kurniadi dan Zulfikar menyatakan keberatan. “Sebaiknya dilihat kembali redaksi tersebut, karena disitu menjelaskan calon Presiden dan Wakil Presiden yang tidak hadir dalam debat di anggap gugur, itu kan keduanya sekarang masih ada calon wakil nya,” tegasnya.
Dewi Mahasiswa angkatan 2010, salah satu pendukung pasangan Putra Kurniadi dan Zulfikar menyatakan. “KPRM tidak bijak mengambil keputusan itu, karena Undang-Undang yang dipakai tidak sah, bagaimana mungkin sebuah keputusan itu diambil berdasarkan aturan yang tidak valid dan panitia KPRM belum matang, terbukti dengan ketidak profesionalan mereka dan cara mereka yang tidak mengindahkan pendapat audience,”tuturnya.
Masalah ini mengakibatkan ketiga panelis memutuskan meninggalkan ruang debat, salah satu panelis menjelaskan bahwa keputusan KPRM sudah tepat. Vito salah satu panelis menjelaskan. “Sebenarnya keputusan KPRM sudah jelas dan tepat namun, karena ada desakan dari mereka yang kontra dengan keputusan KPRM sehingga jadi seperti ini, seharusnya mereka tahu bagaimana cara bijak dalam menanggapi malah ini,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ika Mahasiswa angkatan 2010 salah seorang pendukung Yasin dan Haris Pribadi “ masalah ini sudah jelas bahwa mereka tidak hadir sudah pasti gugur, apalagi waktu teknikal meeting juga tidak datang, mereka seharusnya menerima ini, keputusan sudah jelas knapa harus dipermasalahkan,” jelasnya.
Tingginya partisipasi Mahasiswa yang kontra terhadap keputusan KPRM, membuat KPRM berpikir kembali dengan mempertimbangkan demokrasi kampus dan menunda debat itu hingga kembalinya Putra Kurniadi dari Jogjakarta. Maka debat kadidat calon presiden dan wakil presiden ditunda satu minggu hingga semua calon lengkap dan dilanjutkan pada hari senin 20/5.
Menurut Gusti panitia KPRM mengatakan “KPRM menunda debat ini karena kita terdesak oleh pendukung kandidat yang mempermasalahkan Surat ketetapan (SK) hasil teknikal meeting tanggal 4 kemarin hingga redaksi kata-kata,” jelasnya.