mimbaruntan.com,Untan – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di RW 3 Desa Tanjung Baik Budi Kabupaten Ketapang. Selain menghanguskan ratusan hektar hutan, lahan perkebunan karet milik warga setempat juga ikut terbakar, Sabtu (3/8).
Menurut Asram, salah seorang warga yang kebunnya ikut terbakar menyebutkan bahwa sumber api berasal dari Desa Sungai Putri yang berbatasan langsung dengan Desa Tanjung Baik Budi. Kobaran api mulai terlihat di Desa Tanjung Baik Budi sejak Kamis 1 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB. Sejak saat itu warga yang kebunnya ikut terbakar bahu membahu untuk memadamkan api.
“Sumber apinye tu dari Sungai Putri atau endak sungai bakau. Dari malam Kamis kami liat apinye belum nyembelah ke lahan, tapi pas besoknye jam tujuh malam udah sampai am. Jadi pemadaman api tu dimulai dari malam Jumat sampailah malam ini”, tuturnya ketika ditemui di lokasi kebakaran.
Warga mengalami kesulitan untuk memadamkan kobaran api karena peralatan yang terbatas. Warga hanya menggunakan ranting pohon, parang, dan juga semprotan konvensional. Keterbatasan sumber air menambah masalah baru. Warga terpaksa berjalan kaki ratusan meter dari lokasi kebakaran untuk mengambil air. Selain itu, kondisi cuaca yang disertai angin kencang semakin memperlambat proses pemadaman.
Warga setempat sangat menyesalkan keberadaan BABINSA, polisi dan juga tentara yang datang ke lokasi kebakaran untuk meninjau kebakaran lahan, namun tidak ikut serta membantu memamdamkan kobaran api yang menjalar begitu cepat. “ Tadi siang tu ade mah polisi, BABINSA, tentara ape datang tapi cumen ngajak foto mah,” keluh Asram.
Bohri yang kebun karetnya ikut terbakar juga menyayangkan keberadaan DAMKAR (Pemadam Kebakaran) desa setempat yang hingga tadi malam tidak satu pun datang ke lokasi kebakaran untuk membantu memadamkan kobaran api. “DAMKAR ape disini ni ademah tapi dak ade muncul. Padahal mereka dapat gaji. Kalo macam gini mending bubarkan jak!” keluhnya.
Setelah dua hari berturut-turut, Jumat pukul 21.00 WIB, warga akhirnya berhasil meredam amukan si jago merah. Selain menghanguskan ratusan hektar hutan dan lahan, kerugian akibat kebakaran ini diprediksi mencapai ratusan juta rupiah. Hingga saat ini warga masih terus berjaga di lokasi kebakaran untuk memastikan api tidak kembali menjalar. Warga setempat berharap ada bantuan peralatan untuk memadamkan kebakaran seperti mesin air (roben) dari pemerintah setempat. Agar nantinya, jika kebakaran hutan dan lahan kembali terulang warga tidak terlalu kesulitan untuk memadamkannya.
“Kalo bise tu ade dikasik roben , 3 jak bah cukup am. Nanti biar kami bikinkan sumur bor dan kami belikan selang”, tambah Bohri usai memadamkan api.
Penulis : Mita Anggraini
Editor : Sekar A.M.