mimbaruntan.com, Untan – Rintik hujan mengiringi suasana berkabung, dominasi busana gelap menyelimuti aksi. Pukul 19.20 WIB, Taman Sepeda Untan menjadi tempat berkumpulnya pecinta sepak bola satu Kota Pontianak. Aksi solidaritas tabur bunga mengenang para korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Terjuntai spanduk bertuliskan #PRAYFORMALANG!!!
“Duka kamu duka kami juga #RIPMALANG” tampak jelas tulisan dari sebuah poster yang terpampang kala disenandungkannya lagu Indonesia Pusaka, kepedihan akan kehilangan menyelubungi atmosfer duka para pecinta sepak bola se-Pontianak yang tengah berkumpul di tempat itu.
”Ada sekitar seratusan lebih suporter Pontianak yang kami undang dengan imbauan untuk kawan-kawan di Pontianak agar kita menjaga rasa persaudaraan satu sama lain di klub lokal atau di mana pun klub dia berada,” ungkap Yuda Pratama Putra, selaku Koordinator acara.
Aksi solidaritas tabur bunga dilatarbelakangi rasa belasungkawa para suporter sepak bola tak hanya pihak Aremania Pontianak namun, seluruh suporter bola ikut berduka atas tragedi yang menimpa rekan di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Baca Juga:Hiduplah dengan Tenang
“Kita sudah selesai melakukan kegiatan tadi, kita juga ada sumbangan seikhlasnya untuk pihak di sana. Khususnya dari Aremania Pontianak ada iuran sumbangan sukarela untuk para korban,” jelas Syuaaibah Munawarrah selaku perwakilan Aremania Pontianak.
Bendera merah putih turut tergantung. Kerumunan massa membentuk lingkaran ditemani temaram cahaya lilin, buket serta taburan bunga dan syal beralaskan spanduk yang tergeletak di lantai basah. Dimulailah prosesi mengheningkan cipta serta hantaran doa dari penggemar sepak bola tanah air yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat.
“Salam satu bangsa! Indonesia!” Sorakan menggema memenuhi Taman Sepeda Untan. Tak lupa lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan jua. Nyanyian Arema hingga beberapa lagu perpisahan lainnya turut dilantunkan.
Pembacaan puisi wujud nyata elegi yang mengiris hati dari seorang adik korban tragedi ini. Isak tangis turut terdengar kala bibirnya membacakan teks puisi tertulis yang terdampar di sekitaran lilin serta taburan bunga
“Tadi perwakilan Aremania yang membacakan puisi asalnya memang asli Malang. Tetangga dia pun banyak yang menjadi korban dari tragedi kemarin. Termasuk kakaknya beliau, saudaranya sendiri. Makanya abang perwakilan Aremania tadi membacakan puisi sangat mendalam atas kesedihan yang dia rasakan, itu pun salah satu anggota yang baru gabung ke Aremania Pontianak,” tambah Syuaaibah Munawarrah.
Baca Juga:Rindu Berdialog
Kembali dilantunkan dengan khidmat lagu Indonesia Pusaka, seisi ruangan dipenuhi asap pertanda selesainya acara. Ribuan harapan dirapalkan di sana. Mengingat tragedi yang terjadi ini akan sangat melekat di ingatan.
“Harapan dari kegiatan ini supaya bentuk kedewasaan suporter kedepannya baik itu fans klub lokal maupun non lokal itu ga ada lagi keributan dan ini menjadi tragedi terakhir dan ini bukan hanya tragedi sepak bola melainkan tragedi Indonesia sendiri. Semua yang terlibat dari kejadian ini itu semuanya salah. Dari stakeholdernya sendiri, dari instansi, dari aparat, maupun suporter itu semua kesalahan bersama,” tutur Sidik salah seorang penggemar bola yang datang untuk berpartisipasi dalam aksi solidaritas ini.
Penulis: Mira Loviana
Editor: Hilda