mimbaruntan.com, Untan – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia dan Hari Disabilitas Internasional, komunitas Kerabat Peduli Inklusi (KLIK) mengadakan kegiatan Seminar Disabilitas dan Kesehatan Mental dengan mengangkat tema Psychological First Aid yang dihadiri oleh 205 peserta dan berlangsung di Aula 2 Kanwil Kementerian Agama, Pontianak pada Sabtu (30/11).
Baca juga: BEM FMIPA Gelar Food Festival Dalam Rangka Dies Natalis Ke-18
David Gerry selaku Ketua Komunitas KLIK menyampaikan bahwa seminar kali ini merupakan agenda serupa kedua yang dilakukan pada tahun 2019 ini. Gerry juga menyampaikan bahwa komunitas ini merupakan komunitas sosial yang terfokus pada pengenalan dan isu-isu disabilitas terkhusus di Kota Pontianak kepada kaum awam.
“Kalau untuk kegiatan seminar sudah pernah dan ini yang kedua. Yang pertama itu talkshow di bulan Juli kemarin. Jadi komunitas KLIK adalah komunitas sosial yang bergerak di bidang disabilitas, tugas kami adalah untuk memperkenalkan isu disabilitas mulai dari apa saja golongannya, hambatan, dan prestasi teman-teman disabilitas,” ungkapnya.
Tingginya angka depresi pada disabilitas memutuskan panitia terutama Puteri sebagai Koordinator kegiatan, untuk mengangkat tema Psychological First Aid pada seminar disabilitas dan kesehatan mental ini.
“Tema ini kita ambil karena tingginya angka depresi pada disabilitas jadi kita mau bahas itu agar bisa mendeteksi tentang kesehatan mental terlebih pada disabilitas,” sampainya.
Perwakilan dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Maria Nofoala yang sekaligus menjadi pemateri pada seminar ini turut menyampaikan harapannya dari sudut pandang psikolog kepada orang awam agar bisa mempelajari bahasa isyarat. Ia pula menyampaikan harapannya kepada kawan tuli agar lebih terbuka untuk bercerita dan jangan khawatir untuk berkonsultasi ke psikolog.
“Saya sekarang malah ingin lebih banyak orang belajar bahasa isyarat karena kita sempurna dan lebih mudah untuk belajar bahasa isyarat ketimbang mereka yang susah untuk mendengar. Kita mengajak teman-teman tuli untuk terbuka bercerita, jangan takut ke psikolog dan jangan takut ke pelayanan kesehatan, orang kesehatan juga harus siap,” ujarnya.
Baca juga: Akademisi FISIP Untan Sampaikan Empat Poin Evaluasi ke DPR RI
Resa, satu diantara peserta seminar juga menyampaikan harapannya atas terselenggaranya kegiatan ini yaitu agar kegiatan ini dapat bermanfaat terutama bagi pelajar dan dapat memotivasi kaum disabilitas.
“Semoga acara ini berjalan lancar dan dapat bermanfaat bagi kita khususnya para pelajar supaya mendapatkan ilmu. Untuk yang disabilitas misalkan kurang, mereka dapat semangat dan motivasi meskipun memiliki kekurangan gitu,” tuturnya.
Penulis: Dery Wahyudi, Risky Sandy A. K.
Editor : Riski Ramadani