mimbaruntan.com, Untan – Justitia Club Fakultas Hukum (FH) Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, mengadakan diskusi publik dalam rangkaian acara Tanjungpura Law Festival 2023 bertajuk ‘Pentingnya Budaya Literasi dan Bijak dalam Menggunakan Media Sosial demi mengontrol Budaya Fear Of Missing Out Bagi Generasi Muda untuk Indonesia Emas 2045’ di gedung kuliah bersama B pada Sabtu, (10/06).
Dalam pelaksanaannya, diskusi publik ini menghadirkan tiga orang pemateri, antara lain Mahrus Agustian, ketua umum Jaringan Rumah Diskusi Kalimantan Barat yang membahas pengetahuan mengenai literasi Indonesia, Rizky Ramadhan selaku dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Pontianak yang menjelaskan perilaku Fear Of Missing Out (FOMO) dan ditutup oleh Antoni Bram, Presiden Mahasiswa (Presma) BEM FH Untan yang turut memberikan pengalamannya sebagai generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan.
Pembicara pertama, Mahrus Agustian menekankan bahwa budaya literasi bagi kaum muda harus ditingkatkan, mengingat saat ini Indonesia berada pada urutan kedua terendah di dunia.
“Tahun 2045, Indonesia akan memasuki usia emasnya sehingga akan memiliki penduduk dengan jumlah usia produktif yang lebih banyak. Bonus demografi tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan literasi, karena akan membuka pintu pengetahuan,” jelas Mahrus.
Baca Juga: PASTOLIK FK UNTAN Adakan Bakti Sosial di Desa Punggur Kapuas
Selain pentingnya meningkatkan literasi, pembahasan mengenai bijak dalam bermedia sosial juga menjadi bahasan hangat dalam diskusi kali ini. Rizky Ramadhan selaku pembicara kedua menerangkan bahwa kondisi literasi saat ini yang menuju ke arah literasi digital tentu memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif media sosial adalah hadirnya perasaan Fear Of Missing Out (FOMO), yaitu perasaan takut tertinggal dari orang lain akibat tidak mengikuti aktivitas tertentu. Namun, di sisi lain ada juga perasaan bernama Joy of Missing Out (JOMO), adalah perasaan cukup dan enjoy atas apa yang dimiliki serta tetap konsisten terhadap tujuan hidup sendiri.
“FOMO bisa berdampak negatif terhadap tingkah laku generasi muda, misalnya cenderung menghabiskan waktu untuk scrolling Tiktok dan Instagram yang pada akhirnya menimbulkan statement, judge, terhadap diri sendiri ke arah yang hal negatif, contohnya membandingkan diri dengan orang lain dan self diagnose. Berbeda dengan JOMO, meraka akan enjoy dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tidak terpaku pada pencapaian dan ekspektasi orang lain,” papar Rizky
Pembicara terakhir, Antoni Bram menutup diskusi dengan membahas persiapan bagi generasi muda yang akan memberikan kontribusi bagi Indonesia di masa mendatang. Ia berharap generasi muda dapat mewujudkan cita-cita bangsa dalam 100 tahun kemerdekaannya, yaitu pada usia 2045.
Baca Juga: PPG: Solusi atau Permasalahan dalam Dunia Pendidikan?
Abddurrahim selaku ketua panitia Tanjungpura Law Festival 2023 mengatakan bahwa kegiatan diskusi publik merupakan inovasi baru yang dilakukan panitia selain mengadakan perlombaan esai tingkat SMA dan Mahasiswa. Ia menerangkan bahwa panitia berusaha membawa isu yang sedang hangat di kalangan masyarakat.
“Kami terinspirasi dari kata Iqro’ yang artinya bacalah. Melek bacaan berarti harus memiliki kesadaran dalam meningkatkan literasi. Sehingga terbentuklah tema pentingnya literasi dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” ujar Abdurrahim.
Ia berharap diskusi ini dapat memantik semangat intelektual mahasiswa dalam melakukan perubahan dan tidak hanya berfokus pada akademik saja.
Salah seorang peserta, Iqbal Ar Ra’uufu berpendapat bahwa diskusi publik ini cukup mengikuti perkembangan zaman apalagi berkenaan dengan literasi. Ia berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan berskala nasional, tak hanya dalam ruang lingkup Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura.
Penulis: Iqbal dan Elis
Editor: Dedek