mimbaruntan.com, Untan – Dilansir dari situs dataIndonesia.id, berdasarkan laporan Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), hingga 28 November 2023 sebanyak 15.441 penduduk Palestina dan 1.232 penduduk Israel tewas selama perang berlangsung. Berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh pihak militer secara membabi buta menyerang sejumlah warga sipil, rumah sakit dan kamp-kamp pengungsian mengakibatkan hadirnya kecaman dunia, serta menggencarkan aksi-aksi solidaritas kemanusiaan serta perdamaian untuk antar-kedua pihak tersebut.
Berangkat dari hal tersebut, Yayasan Natural Kapital Indonesia (YNKI) berupaya mendukung penuh deklarasi kemanusiaan akibat konflik yang terus terjadi antara Palestina-Israel dengan mengadakan ‘Humanitarian Night on Palestine Conflict dan Potensi Terganggunya Rantai Pasok Global’. Kegiatan berlangsung bersamaan dengan peresmian kantor baru YNKI di Jalan Sejarah, Gang Gunung Malabar, Pontianak, pada, (24/11).
Baca Juga: Melukis Harapan, Pengamen Cilik dan Panggilan Pendidikan
Adalah Haryono selaku ketua YNKI menerangkan garis besar permasalahan konflik Palestina bukan hanya berdampak pada persoalan kemanusiaan, melainkan juga terganggunya rantai pasok global dan perekonomian. Khususnya pada ekspor-impor komoditas yang mempengaruhi keberlangsungan negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Haryono melanjutkan sebagaimana dengan visi misi YNKI yang berupaya mendukung keadaan alam dengan keragaman hayati dari ekosistem yang masih utuh mempunyai peran penting dalam permasalahan tersebut.
“Kalau konflik meluas kita tidak bisa mendapatkan kebutuhan sumber makanan karena Indonesia tidak bisa hidup seorang diri dan terikat dengan negara lain. Ini tentu mengancam produksi barang tak dapat diekspor atau diperjual belikan dan menjadi potensi terganggunya rantai pasok global,” jelas Haryono.
Ia melanjutkan, jika konflik kemanusiaan di Palestina masih terus berlangsung tanpa adanya jalan keluar akan sangat memperburuk keadaan perekonomian di dunia. Terkhususnya komoditas-komoditas Indonesia yang sebagian besar tidak hanya berasal dari produk rakyat, melainkan ada hubungan kerjasama dalam ekspor-impor dengan negara lain.
“Jika jalur pasokan berada di tengah konflik yang berlangsung maka akan terhambat dan menimbulkan kondisi gawat di dalam negeri. Contohnya kedelai yang tidak bisa melewati Eropa,” tambah Haryono.
Baca Juga: Iqra: Nasib Badan
Beragam agenda diadakan, mulai dari orasi kemanusiaan, deklamasi puisi, ataupun penampilan musik, kumpul donasi dan narasi kemanusiaan. Haryono berharap melalui acara ini lebih banyak manusia yang peduli terhadap saudara-saudara kita yang sedang terkena konflik. Serupa dengan hal yang disampaikan Haryono, Aurelia selaku anggota magang di YNKI menambahkan bahwa agenda deklarasi kemanusiaan ini diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah yang terjadi.
“Untuk membantu masalah di Palestina, salah satunya dengan menyalurkan bantuan lewat donasi kemanusiaan,” jelasnya.
Niatiyanti, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) merasa sangat harus menunjukkan sikap kepedulian kemanusiaan akan konflik di Palestina sebab hal ini akan berdampak pada keberlangsungan rantai pasokan global.
“Ini adalah masalah utama yang perlu diketahui bersama sebab konflik ini akan sangat mempengaruhi keberlangsungan pasokan global. Saya berharap pertikaian antara dua pihak bisa segera dihentikan,“ harap Niatiyanti.
Penulis: Sima Yutia Waldes & Judirho
Editor: Dedek Putri Mufarroha