Wahai Bumi . . .
Kusadari bahwa engkau begitu membenci kami sebagai manusia yang tak tau rasa untung.
Selalu mengabaikan kata maafmu dengan selalu merusak serta menyakitimu.
Wahai Bumi . . .
Memanglah perih jika kumembayangkan jadi dirimu.
Engkau hanyalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan nafas dan rasa tanpa suara.
Tetapi manusia yang diciptakan sempurna tidaklah pernah memiliki rasa dan pikir akan apa yang ada di benakmu.
Bak laut pecahkan karang, kau selalu dihempas dengan perilaku manusia.
Wahai Bumi . . .
Jikalaulah Tuhan telah memerintahmu, maka apa daya kusebagai bagian dari manusia yang hina.
Kutak dapat membujukmu untuk mereda.
Tiadalah hakku untuk memaksa.
Namun, kuhanya bisa berharap dengan hatiku yang masih tersisa secuil rasa.
Dengan segenap janji akan berubah untuk menjaga.
Duhai Bumiku…
Sungguh harap ini senantiasa terlimpahkan untuk meredanya hatimu..
Karya : Lina Ranti