mimbaruntan.com, Untan— Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, timbul fenomena menyebarnya hoaks atau berita bohong di kalangan masyarakat. Hal itu, dinilai meresahkan warga sehingga perlu beberapa jurus guna menangkal hoaks dan mengurangi efek buruk dari hoaks.
Hoaks atau berita bohong yang tersebar di Kalbar umumnya berasal dari perorangan serta badan usaha. Berita yang dibumbui dengan judul provokatif, yang berbentuk opini, fitnah, penyebar kebencian yang menyerang pihak, dengan mengancam yang dapat merugikan pihak baik berupa psikis maupun materil.
Maraknya hoaks yang tersebar diamini oleh Ainul Yakin selaku ketua Komunitas Peduli Informasi(KOPI). Menyebarnya berita bohong yang cepat dan menyeluruh adalah salah satu akibat dari berkembangnya teknologi dan informasi seperti media sosial. Banyaknya massa yang menggunakan media sosial tersebut sebagai media penyebar informasi bagaikan jamur dimusim hujan yang membuat semakin subur berita bohong yang tersebar hingga sulit dikendalikan. “Salah satu sisi hal negatif itu ialah informasi bohong atau biasa dikenal isu hoak,” ungkapnya ketika mengadakan Forum Gruop Discussion (FGD) 27 Februari 2018 di Hotel Golden Tulip, Pontianak.
Menurut Jumadi selaku pengamat Politik Untan menanggapi informasi yang beredar, baik itu informasi mengenai menjelang pilkada maupun yang informasi yang berbentuk hoaks tentunya perlu kecerdasan dalam menyikapinya, dan diperlukan peran media, dunia pendidikan, KPU, Bawaslu, terus menyampaikan memberikan edukasi ke masyarakat agar lebih cerdas untuk tidak mudah menerima informasi-informasi yang kebenarannya belum terverifikasi. “Di antara tingkat yang mendorong kerawanan pilkada di Kalbar dan jika tidak diantisipasi menurutnya adalah hoax, dan beberapa isu yang terkait dengan sara misalnya saya pikir di sinilah perlu kecerdasan semua pihak, semua kalangan masyarkat, agar tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita hoaks,” Ungkapnya.
Untuk mengantisipasi atau menangkal informasi hoaks yang beredar, Sekretaris AJI Pontianak, Marhasak Reinardo Sinaga menganjurkan beberapa hal untuk mendeteksi berita hoax dengan aplikasi yang mempermudah melihat kebenaran dari sebuah informasi. ”Untuk mendeteksi berita hoax satu diantaranya adalah dengan mendownload Hoax Buster Tools di Google Playstore,” sarannya.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Drs. Didi Haryon, S.H.,M.H. menanggapi mengenai bahayanya berita hoak yang tersebar yang nantinya banyak menimbulkan kerugian dan mempengaruhi kelangsungan hidup bermasyarakat. “Sepakat bahwa berita-berita yang tidak benar itu sangat berbahaya bagi kelangsungan berteman, kelangsungan bertetangga, berkehidupan dan sosial, dan kelangsungan media,” ungkapnya.
Polda sudah menangani beberapa kasus hoaks yang terjadi, sehingga ia menghimbau kepada seluruh warga Kalbar untuk cerdas menyikapi mengenai berita-berita ataupun infornasi yang masuk dalam medsosnya. ”Beberapa kasus yang sedang ditangani oleh kapolda di Kalbar, untuk tahun 2018 ada 2 kasus, tahun 2017 ada 13 kasus dan tahun 2016 ada 6 kasus. Mengingat perkembangan-perkembangan situasi seperti ini tentunya mari kita sama-sama menangkal dan teman media juga memberitakan bagaimana menangkal mencegah, menyikapi berita berita dgn cerdas sehingga informasi-informasi yang beredar itu benar-benar fakta,” imbaunya.
“Dari kasus-kasus ini yang kami tangani, ada beberapa penilaian kami, pertama orang yang tingkat emosionalnya labil sehingga gampang sekali menerima berita-berita atau informasi yang meyakini kebenarannya tanpa mengkonfirmasi tanpa memverifikasi informasi tersebut, kemudian Orang-orang yang punya sikap yang introvert menyendiri yang tidak bisa berkomunikasi, sehingga dia merasa dirinya itu paling benar dan ini akan berakibat sikap yang apatis,” tambahnya.
Penulis : Ridwan
Editor : Adi Rahmad