mimbaruntan.com, Untan – Dua tim dari Universitas Tanjungpura (Untan) berhasil lolos tahap pendanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Pengumuman ini di sampaikan pertama kali lewat situs resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada hari Rabu (5/8)
Dua tim ini adalah perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FKMI Fikri dan KSR-PMI. Diketuai oleh Rahmania Asnida untuk tim perwakilan dari UKM FKMI Fikri dengan judul “Village Breeding Center Ayam Kampung Unggul yang Terdampak Kebakaran Lahan Gambut Menuju One Product One Village (OVOP) di Desa Teluk Pakedai Satu Kecamatan Teluk pakedai Kabupaten Kubu Raya” dan Arief Farhan Maulana untuk tim perwakilan UKM KSR-PMI dengan judul “Instalasi Water Harvesting Treatment (WHAT) sebagai Penyedia Air Bersih di Desa Tebang Kacang.”
Kedua tim baik Rahmania Asnida dan Arief Farhan Maulana merasa bersyukur atas hasil yang telah diumumkan. Walaupun salah satu dari mereka sempat pesimis tidak lolos pada tahap pendanaan.
Baca juga: BEM Untan Adakan Audiensi Keringanan UKT Fakultas Teknik Bersama Wakil Rektor II (Press Release)
“Alhamdulillah terima kasih. Perasaan saya sebenarnya diluar expektasi. Sejujurnya kami dari awal sudah pesimis tidak bakalan didanai. Dan ternyata masih diberikan kesempatan untuk lolos pendanaan. Awalnya saya pribadi ngecek handphone dan diberi tahu kawan bahwa lolos PHP2D, karena gak percaya jadi saya langsung cek dan alhamdulillah ada tertera nama saya.” Ujar Arief.
“Cukup membuat kami kaget juga sebenarnya dan tentunya sangat bersyukur sekali dan harus segera mempersiapkan segala sesuatunya,” ujar Rahmania saat diwawancara via whatsapp sabtu lalu (8/8).
Rahmania Asnida juga menyatakan tujuannya yaitu perlu ada pengembangan ternak dan pembibitan ayam kampung unggul di desa tersebut.
“Tentu saja sesuai judul yang kami ajukan, tujuannya adalah perlu adanya pengembangan ternak dan pembibitan ayam kampung unggul di desa tersebut. Berdasarkan survei yang sudah dilakukan di desa ternyata banyak sumber pakan ayam, lahan di desa Teluk Pakedai Satu cukup luas tetapi seringkali terkena dampak pembakaran lahan gambut. Nah, untuk pengembangan peternakan ayam disana tentu membutuhkan lingkungan bebas pembakaran lahan, selain itu masyarakat di sana juga bisa dibina bagaimana pengembangan ayam kampung unggul yang modern agar menghasilkan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat. Maraknya pembakaran lahan gambut juga sangat perlu untuk kita sosialisasikan ke masyarakat terkait dampaknya. Dan juga kami ingin menjadikan desa tersebut sebagai desa binaan kampus.” Ujarnya.
Baca juga: Gugur
Ia juga menambahkan jika setelah pengumuman, mereka harus menyelesaikan administrasi untuk pendanaannya. Kemudian baru akan ada banyak koordinasi dalam tim dan juga dosen pembimbingnya.
“Kemarin setelah tahu pengumuman, kami langsung menyelesaikan administrasi untuk pendanaannya, setelah ini tentunya akan banyak koordinasi dengan tim dan dosen kami, mempersiapkan segala perlengkapan dan koordinasi kami dari pihak kampus ke desa. Untuk saat ini kami masih memperbanyak koordinasinya dan masih secara daring juga, karena beruntung sekali bisa lolos dan dari untan hanya 2 proposal yang lolos.” Kata Rahmania.
Untuk PHP2D tahun ini tidak memiliki perbedaan yang mencolok dibanding tahun sebelumnya. Namun dikarenakan efek dari pandemi Covid-19 yang sedikit merubah cara survei yakni dengan opsi offline, offline-online, dan online. Dari kedua tim ini memiliki cara survei yang berbeda-beda. Tim Arief lebih memilih kegiatan langsung turun ke lapangan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Sedangkan tim Rahmania memilih untuk melakukan ketiga opsi.
“Kalau untuk aturan, dari awal munculnya panduan PHP2D, aturan di tahun sebelumnya kebanyakan tidak terlalu berubah, namun dikaitkan dengan pandemi ini, di dalam panduan sudah tertera bahwa kami bisa juga melakukan pengabdian melalui online ataupun offline. Sehingga kembali lagi ke tiap kelompok bagaimana melakukannya nanti. Kalau dari tim kami, kami tetap melakukan kegiatan secara langsung namun dengan protokol kesehatan yang sudah ada.” Ujar Arief.
“Nah kalau PHP2D ini memang agak mirip PKM desa juga ya karena turun kelapangan. Tapi PHP2D sendiri kita ada kombinasi kegiatan misalnya kegiatannya ke desa, ke lapangan itu secara offline bisa, secara online juga bisa. Tapi ntuk kegiatan kami sendiri sesuai dengan judul kami untuk kegiatan PHP2D ini kami memilih secara offline, offline-online, dan online. Onlinenya karena kami perlu koordinasi banyak dari kampus, dari teman-teman tim, dengan desa dan pejabat-pejabat desa di sana maka kami bisa secara online (hanya untuk koordinasi). Tapi kalau untuk proyeknya di sana tentu offline, turun kelapangan ke desa. Jadi untuk proposal kami sendiri kami laksanakan tidak full offline dan online, jadi gabungan antara offline dan online karena memang harus keblapangannya, ada proyek tunggal yg harus kita lakukan di desa.” Kata Rahmania.
Arief berharap agar timnya selalu kompak dan dapat menjadi langkah awal Untan untuk maju ke depan. Tidak lupa, ia menambahkan pesan untuk mahasiswa yang berminat mengikuti PHP2D untuk mempersiapkan diri dari sekarang. Dengan pengalamannya yang sempat tak lolos tahun lalu berhasil menjadi batu loncatan untuk lolos di tahun ini.
“Harapan kedepannya untuk tim saya agar selalu kompak walaupun ada rintangan yang ada. Tujuan-tujuan yang telah dibuat semoga bisa tercapai. Untuk harapan teman-teman semoga PHP2D ini menjadi langkah awal Untan maju ke depan. Karena kita tau sendiri, hanya 2 tim dari Untan yg lolos. Bagi teman-teman boleh nih dari sekarang dipersiapkan PHP2D kedepannya, karena event ini cukup bergengsi di kanca Nasional. Kalau saya pribadi, karena tahun lalu sempat tidak lolos, namun hal ini menjadi lonjakan bahwa tahun kedepannya harus lolos dan alhamdulillah tercapai di tahun ini. Pepatah-pepatah dulu sering mengatakan usaha tidak akan mengkhianati hasil.” ungkapnya
Penulis : Dewi Ratna Juwita
Editor : Nanik Kusherawati