“Kami juga berharap Kapolda Kalimantan Barat dapat terus menunjukkan keberanian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan dan tindak pidana. Harapan kami, keadilan tidak hanya tajam ke bawah, namun juga ke atas. Salah satunya Selain menunjukkan keberanian dalam menantang para pekerja penambangan emas tanpa izin (PETI), kami menantang Kapolda Kalimantan Barat untuk berani menghadapi para cukong yang berada di balik aktivitas PETI tersebut.,” Press Release atas nama Koordinator Lapangan Forum Jalanan (5/7)
mimbaruntan.com, Untan — Memperingati hari Bhayangkara ke-78 pada Jumat, (5/7). Terselenggara Forum Jalanan: Menguak dosa-dosa polisi oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Kalimantan Barat yang tergabung juga dalam tiga aliansi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah Indonesia (PT. MAI), Forum Koordinasi BEM se- Kalimantan Barat (FKBK) dan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) di Taman Digulis. Forum tersebut dihadiri oleh BEM Institusi Bisnis dan Ekonomi Indonesia (IBEI), BEM Institusi Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( IKIP PGRI) , BEM Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP), BEM Universitas Tanjungpura, dan BEM Politeknik Kesehatan (Poltekkes).
Sub Tema ‘Hut Semarak Bhayangkara’ sebagai bentuk ucapan selamat dan menjadi penyeimbang tugas-tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan berharap Kapolda Kalimantan Barat dapat tetap tegas menindak segala bentuk kejahatan dan tindak pidana di Provinsi Kalimantan Barat.
“Kami membahas isu-isu lokal yang belum tertanggulangi hari ini, kita juga tidak hanya menuntut Kapolda tapi seluruh Forkopimda di Kalimantan Barat,” Ujar Rizal Amirullah Mahasiswa UMP.
Rizal menjelaskan bahwa permasalahan yang kerap diangkat oleh beberapa perwakilan BEM ini sendiri adalah persoalan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Dimana keberadaan cukong dan pekerja dari PETI sendiri cukup meresahkan.
“Adanya indikasi tindakan represif disana, ada beberapa berita mengabarkan dan wartawan meliput PETI hingga ditodong dengan pisau,” Ucap Rizal
Baca Juga: LTHE vs PLTS, Kaum Mendang-mending Tetap Bisa Hemat Energi
Tak hanya mempermasalahkan PETI, Rizal mengatakan bahwa masih adanya pasal-pasal karet salah satunya perpanjangan masa jabatan dan multifungsi dimana anggota polisi dapat menduduki jabatan strategis baik di Kementerian dan lembaga pemerintahan.
“Ini hanya sebagai pemantik awal, kedepannya kita akan membuat gerakan dan menunggu respon dari pihak-pihak yang kita tuntut jika tidak ada respon kami akan melakukan gerakan sebesar-besarnya. Kita harap tujuan kita tersampaikan, lalu permasalahan yang kita diskusikan hari ini dapat ditanggulangi,” tutup Rizal
Tak hanya Rizal, Diakhandida Lola Gayu selaku Presiden Mahasiswa BEM IBEI Pontianak turut menaruh harap agar aparat berwajib menuntaskan kasus di Kalimantan Barat yang menjadi tanggung jawab mereka.
“Kami meminta pihak aparat atau berwajib supaya menuntaskan kasus yang terjadi di Kalimantan Barat karena dari tahun ke tahun tidak pernah permasalahkan tersebut dituntaskan malahan gali lubang tutup lubang” ujar Lola.
Baca Juga: Press Release : Tindakan Represif dan Kekerasan Kepolisian Pada Pengamanan Aksi Demonstrasi
Radlial Anwar, Presiden Mahasiswa BEM Untan menyampaikan beberapa refleksi yang harus ditindak tegas oleh pihak kepolisian. Diantaranya kasus kematian Afif Maulana yang dikutip dari tempo.co bahwa Kepala Polisi Daerah Sumatera Barat (Kapolda Sumbar) Irjen Suharyono menyatakan Afif tewas karena melompat dari jembatan Kuranji, Namun keluarga korban dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang meyakini anak tersebut meninggal akibat disiksa oknum polisi.
“Di Hut Bhayangkara ini, seharusnya menjadi refleksi masih banyak sikap kepolisian yang belum memihak kepada masyarakat. Si Afif misalnya. Banyak kasus juga tidak tertangani, harus koreksi diri,” ujarnya.
Reporter: Judirho
Penulis: Tiara Nabila dan Hilda Putri Ghaisani
Editor: Mira Loviana