Oleh Ino
mimbaruntan.com, Pontianak–Tugas presiden mahasiswa adalah penyalur aspirasi mahasiswa, bukan golongan tertentu. Kini Pemilihan raya mahasiswa (pemirama) sudah dilaksanakan di berbagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di beberapa kampus FKIP Untan. Namun, lagi-lagi menuai kontroversi bagi beberapa Mahasiswa. Banyak yang memiliki keinginan untuk memilih calon Presiden dan wakil Presiden Mahasiswa FKIP Untan, namun mereka tak memiliki hak memilih disebabkan tak terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa (Hima). Mariyadi mahasiswa 2011 merasakan kurang demokrasinya kepengurusan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), “waktu saya mau nyoblos, saya dinyatakan tidak bisa, karena saya tidak terdaftar di himpunan, padahal kami punya Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) tapi tak bisa. Dimana demokrasinya, ngapa dikasi nama Presiden Mahasiswa bukan Presiden Hima,” pungkasnya.
Irwan juga menyoroti hal ini, “seharusnya Presiden Mahasiswa itu mewakili aspirasi Mahasiswa bukan hanya mewakili Himpunan Mahasiswa saja, kalau hanya mewakii Hima saja bagus namanya diubah menjadi Presiden BEM bukan Presiden Mahasiswa”, tambah alumni FKIP.
Agus Suparman mengatakan bahwa mahasiswa yang memiliki hak pilih adalah mahasiswa yang terdaftar diHIMA masing-masing Prodi. “Terkait mahasiswa yang tidak dapat memilih dikarenakan tidak terdaftar di hima ataupun himanya belum masuk Keluarga Besar Mahasiswa (KBM, itu semua sudah ada dalam AD/ART DPM dan otomatis mereka itu tidak aktif di dalam organisasi tersebut,”jelasnya.
Mengingat jumlah hak suara menentukan kemenangan kandidat Presma dan Wapresma, tentunya juga akan berpengaruh terhadap kebijakan yang dikeluarkan dan tentunya akan bertentangan dengan mereka yang tidak memiliki hak pilih, untuk mengikuti atau malah menolak segala kebijakan yang dikeluarkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Untan.
“Secara tidak langsung mereka mendapatkan dampak dalam penentuan kebijakan yang dikeluarkan,” tambah agus suparman. Hal serupa juga dijelaskan oleh Putra Kurniadi selaku calon Presiden Mahasiswa FKIP Untan. “Memang hal ini yang menjadi masalah bersama kita dan dalam hal ini sangat berpengaruh, karena Pemirama untuk semua mahasiswa bukan untuk mahasiswa Hima dan KBM saja namun semua Mahasiswa FKIP, agar mereka bisa merasakan kinnerja BEM dan hal-hal yang seharusnya mereka dapatkan,”ungkapnya.