Mimbaruntan.com, Untan – Badan Eksekutif Mahasiswa Sylva Indonesia PC Universitas Tanjungpura melaksanakan aksi pemungutan dan pengelolaan sampah yang bertemakan “Menuju Pontianak Berseri” bertempat di Arboretum dan dihadiri oleh 40 peserta mahasiswa kehutanan angkatan 2018, Sabtu (23/2).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2019. Sylva PC Untan mendatangkan dua pemateri yaitu Lita Luki Bressti selaku kepala seksi penggelola sampah berbasis masyarakat Dinas Lingkungan Hidup dan juga Juhari dari Tim Rumah Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).
Adapun rangkaian kegiatan dimulai dari pemaparan materi pengelolaan sampah yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan materi pembuatan kompos yang diberikan oleh Tim dari Rumah UPPO. Selanjutnya, aksi pemungutan sampah di daerah pasar Kemuning dan terakhir pembuatan pupuk kompos di Arboretum.
Baca Juga: Ojeksampah.com Bukan Sekedar Aplikasi
Lita mengatakan bahwa sampah limbah di Kota Pontianak dari sisa rumah tangga dan industri yang sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sangat tinggi. Di sisi lain jenis tanah Kota Pontianak tidak mendukung. “Sampah di Kota Pontianak volumenya mencapai 350 hingga 400 ton dalam sehari yang sampai di TPA, apalagi pada musim buah maka jumlah sampah akan meningkat 20% – 30%. Sedangkan lahan gambut dapat berisiko munculnya pencemaran lingkungan,” ungkapnya.
Juhari selaku Tim Rumah UPPO mengatakan bahwa sekitar 80% sampah yang dihasilkan adalah sampah organik yang tidak dapat digunakan kembali atau bernilai ekonomis bagi masyarakat. Akibatnya sampah organik hanya berakhir di TPA. Sisa sampah rumah tangga seperti sayuran, cangkang telur dan nasi bekas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk tumbuhan dan bernilai ekonomis. “Kita dapat mengelola sampah secara mandiri dengan membuat pupuk kompos dari sisa makanan yang ada di rumah tangga. Dengan inovasi alat komposter dapat dengan mudah membuat pupuk kompos dan sekaligus mengurangi sampah,” pungkasnya.
Sofia Aliza selaku ketua panitia mengatakan bahwa permasalahan sampah bukan sepenuhnya tugas pemerintah tetapi masyarakat juga memiliki peran dalam pengelolaan sampah. Sehingga kegiatan ini dapat mengedukasi mahasiswa dan menyadarkan tentang pentingnya mengelola sampah dengan baik dan bernilai ekonomis. “Sebagai Rimbawan sikap peduli terhadap lingkungan sangatlah penting. Kenapa sampah tidak dikelola saja sebagai kompos yang berguna untuk mahasiswa kehutanan,” ujarnya.
Baca Juga: Pelantikan Hima-AP Baru dan Dialog Publik
Ia berharap mahasiswa mendapatkan ilmu pengelolaan sampah dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari. “Dari kegiatan ini kawan-kawan peserta dapat membawa ilmu ke kampung halaman dan dapat dikembangkan lagi. Selain itu, dapat diaplikasikan ke masyarakat untuk mengurangi sampah,” tambahnya.
Ivand Pahlevie satu di antara peserta yang hadir mengatakan bahwa materi yang diberikan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Tim Rumah UPPO sangat bermanfaat dan menyadarkan mahasiswa untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, adanya aksi pemungutan sampah dapat menjadi contoh kepada masyarakat dan pedagang sekitar untuk peduli terhadap sampah. “Dengan kegiatan ini kita dapat mengetahui bahwa sampah organik dapat bermanfaat untuk kompos. Aksi mahasiswa yang turun langsung ke pasar juga dapat menyadarkan pedagang untuk memanfaatkan sampah sisa sayuran dan pentingnya membuang sampah pada tempatnya,” ungkapnya.
Penulis: Bella Suci dan Eufemia Santi
Editor : Aris Munandar