mimbaruntan.com, Universitas Tanjungpura—Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) 2015 Fakultas Pertanian (Faperta) berbeda dari tahun sebelumnya. Untuk tahun ini ketua panitia PMB diambil alih oleh dosen dan hanya melibat lima puluh mahasiswa sebagai panitia pembantu. Oleh karena itu sebagian mahasiswa Faperta menyampaikan ketidakpuasannya dengan peraturan PMB di Faperta yang baru diterapkan tersebut. Mereka juga menyesalkan bahwa persyaratan untuk menjadi panitia tidak boleh berambut gondrong,”diusahakan agar kawan-kawan yang berambut gondrong bisa ikut, tapi aspirasi kami tidak diterima sama sekali oleh dosen” ungkap satu diantara beberapa mahasiswa Faperta dengan nada kesal, Minggu (23/8).
Ia menambahkan bahwa banyak temannya yang berambut gondrong merasa tertekan dan tidak ada kebebasan. “kami berharap kawan-kawan yang berambut gondrong dapat ikut semua dalam PMB” tambahnya. Menurutnya, alasan dosen membatasi jumlah panitia karena susah diatur dan keterbatasan dana untuk konsumsi. Padahal dari mereka telah menjelaskan ke dosen, untuk konsumsi mereka siap tidak diberikan anggaran.”tidak perlu khawatirlah untuk konsumsi, kami bisa patungan” tegasnya.
Mereka telah melakukan beberapa diskusi untuk memecahkan permasalahan ini tetapi dari pihak dosen tidak menanggapi. Merekapun juga kecewa dengan pihak BEM yang seolah tidak berpihak kepada rekan-rekan mahasiswa. “pihak BEM tidak mau berjuang untuk mempertahankan keinginan mahasiswa” ungkap mahasiswa yang pernah menjadi pengurus BEM Faperta. Mereka juga menganggap panitia pelaksana khususnya wakil ketua panitia tidak professional, karena akan memainkan nilai jika mahasiswa tidak mentaati peraturan yang telah ditetapkan.
Untuk PMB tahun ini sebenarnya akan diambil alih oleh angkatan 2013, namun dengan peraturan yang diteapkan dosen kurang berpihak dengan mahasiswa, maka mahasiswa 2013 sepakat untuk tidak ikut andil dalam pelaksanaan PMB 2015. Tetapi jika dosen mendengarkan aspirasinya, mereka siap membantu, karena untuk menjaga mahasiswa baru yang jumlahnya diperkirakan lebih dari lima ratus orang memerlukan panitia yang cukup banyak. “kita pesimis dengan jumlah lima puluh orang untuk menjaga mahasiswa baru, belum lagi kegiatannya sampai malam, ada atau tidak yang bisa mengantar mahasiswa baru sampai ke tempat tujuannya,” tegasnya.
berdasarkan beberapa alasan tersebut, banyak mahasiswa Faperta yang tidak setuju dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh dosen dan jajarannya, “sekarang kita maunya ada keadilan dari dosen dan BEM juga memperjuangkan benar-benar aspirasi mahasiswa” tutupnya
Reporter : Isa Oktaviani dan Tarida Manullang
Editor : Riko Saputra