mimbaruntan.com, Untan – Sejak diberlakukannya kebijakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Untan pada tahun 2013, hingga hari ini kecacatan pada sistem UKT tersebut masih terus terjadi. Mimbar Untan mencoba mewawancari Dekan FISIP dan FMIPA untuk melihat kondisi UKT di Untan tahun ini.
Kecacatan yang ada di FMIPA diakui Dadan Kusnandar lebih kepada kecenderungan mahasiswa melakukan pemalsuan terkait slip gaji orang tua. “Sekarangkan istilah surat miskin itukan mudah, asal mereka ngomong bahkan saya pun kalau minta pasti diberi,” katanya, Selasa (6/8).
Lemahnya pengawasan terhadap sistem UKT juga menjadi hal yang perlu diperhatikan, mengingat sistem UKT di Untan masih bergantung pada kejujuran mahasiswa. “Selama kita tidak tahu, kita tidak bisa apa-apa, tapi seandainya ketahuan bakal kita koreksi,” cetus Dadan.
Selain itu kesalahan mengisi formulir juga dapat terjadi, hal inilah yang membuat sistem UKT masih terdapat kecacatan di FMIPA. “Ada juga yang tidak mampu karena kesalahan dia mengisi formulir sehingga terkena ke kelompok yang atas. Selama itu bisa dipertanggung jawabkan mungkin itu bisa dievaluasi, kita turunkan ke level tiga atau dua,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan FISIP, Sukamto mengatakan bahwa persoalan dugaan pemalsuan data yang dilakukan oleh mahasiswa perlu adanya ketelitian dan keseriusan dari universitas. “Jangan sampai yang kaya ngaku miskin sehingga tujuan untuk membantu itu tidak tercapai,” ungkapnya, Rabu (7/8).
Kebijakan Untan yang menerapkan pukul rata UKT 5 bagi mahasiswa baru yang lolos seleksi Jalur Mandiri 2016 menurut Sukamto merupakan sesuatu yang wajar, hal tersebut karena ia menganggap mahasiswa yang lolos jalur SBMPTN kemungkinan disiapkan untuk UKT rendah.
“Saya pikir ada segi kewajarannya lah, tetapi menurut saya memang dimungkinkan jadi jangan kita batasi mandiri atau tidak mandirinya tapi universitas perlu melakukan pendataan dari segi ekonomi orang tua dari calon mahasiswa itu artinya uang SPP yang kita anggap murah itu kita peruntukan kepada mereka calon mahasiswa yang kurang mampu, tetapi bukan status kelulusannya, lulus sbmptn atau mandiri,” katanya menambahkan.
Diakui Sukamto bahwa Untan mempunyai keterbatasan untuk mencari kebenaran terhadap informasi yang diberikan mahasiswa. Ia hanya berharap mahasiswa jujur dalam melakukan pengisian data. “Tapi mudah-mudahan dana yang diperuntukan untuk membantu itu memang sampai pada sasarannya. Untuk sampai pada sasarannya perlu ketelitian dari lembaga kita,” imbuhnya.
Reporter mencoba menemui wakil rektor bidang keuangan Selasa lalu (6/9) untuk mengkonfirmasi permasalhan UKT di Untan. Namun menurut informasi dari asistennya, ia sedang berada di luar kota.
Reporter: Dadang, A.Rahman, Suryansah, Irvan
Editor : Wirza