mimbaruntan.com, Untan – Keterbukaan informasi adalah akses yang menghantarkan anak muda dalam menemukan literasi dan memudahkan dalam memantik suatu isu terutama mengenai proses demokrasi juga politik. Partisipasi Kaum Muda inilah yang menjadi tema dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Forum Diskusi Era Baru (FORDEB) bersama Forum-Forum Diskusi Kritis lainnya bertempat di Jl. Purnama 2, Giat Cafe pada Jumat, (9/12).
FGD ini hadir untuk dapat merumuskan bentuk yang efektif keterlibatan kaum muda dalam mencegah berita bohong, konflik kekerasan, dan kebencian pada pemilu 2024 dengan pemanfaatan informasi dan interaksi digital di daerah yang merupakan tujuan agar terciptanya ruang diskusi. Serangkaian kegiatan diisi dengan pembukaan eksplorasi gagasan dari narasumber, penyampaian pemikiran serta inovasi dari para peserta, serta diakhiri foto bersama sebagai penutup diskusi tersebut.
Iran Maulana salah satu perwakilan dari Fordeb menjelaskan hal yang melatarbelakangi kegiatan ini karena berangkat dari penglihatan terhadap forum-forum diskusi mengenai proses politik, demokrasi dan isu-isu daerah yang sangat kurang di Kota Pontianak. Selain itu, Iran juga melihat potensi pemikiran maju anak-anak muda yang belum ada ruang untuk mengikat.
“Fordeb ini berangkat dari penglihatan kita terhadap forum-forum diskusi proses politik, demokrasi, isu-isu daerah itu sangat kurang di Kota Pontianak. Kedua, kami melihat potensi pemikiran maju dari anak muda ini belum ada daya ikat. Pemikiran itu berserakan, tetapi tidak ada yang mengikat,” jelas Iran Maulana selaku perwakilan Fordeb.
Baca Juga: Covid-19 dan Hoax yang Menyertainya
Tino, salah satu jurnalis Tribun Pontianak yang juga diundang untuk menerangkan materi cara mengenali berita hoax atau bukan, dalam materi tersebut disampaikan bahwa mengenai sikap skeptis yang harus digunakan serta selalu untuk melakukan pengecekkan ataupun konfirmasi terhadap kebenaran suatu berita.
“Berdasarkan data Kominfo, sudah ada 800.000 situs penyebar hoax di Indonesia. Situs ini menimbulkan keresahan dan sekarang mengapa website seperti ini semakin banyak? Karena pembuatannya cukup murah, 1,5 juta sudah bisa membuat website. Kita harus skeptis, jadi setiap yang disampaikan oleh narasumber itu tidak mudah percaya dan kita melakukan konfirmasi ulang,” tuturnya.
Salah satu peserta FGD dari Organisasi Santri Jalanan, Soleh menerangkan bahwa di organisasinya sendiri sudah mengimplementasikan penyebaran edukasi literasi ke beberapa sekolah dan dengan adanya diskusi ini menjadi langkah awal untuk menindaklanjuti berita hoax agar kita dapat menghilangkan sedikit demi sedikit biang masalah dalam proses penyebaran informasi.
“Untuk di Santri jalanan ini akan menjadi pembelajaran karena memang sebelumnya telah bergerak ke sekolah-sekolah untuk diskusi berliterasi. Dengan hadirnya FGD ini semoga bisa menjadi partner kami untuk diskusi lebih luas terkait cara menangkal berita hoax ini, bagaimana untuk memblock berita hoax meskipun tidak bisa menghilangkan seratus persen minimal kita bisa mengurangi,” ujarnya.
Baca Juga: Training Jurnalisme Data, Sajikan Informasi Ke Hadapan Publik
Selama diskusi berlangsung, tidak hanya membahas mengenai berita hoax tetapi pentingnya kemampuan untuk menambah informasi yang benar terkait informasi mengenai politik dan demokrasi serta bagaimana cara memberikan kesadaran anak muda terutama untuk isu-isu demokrasi dan politik. Iran dari Fordeb berharap kepada anak muda khususnya para mahasiswa agar lebih proaktif dalam membangun koridor untuk masyarakat lebih peduli terhadap kerja-kerja politik karena mereka sebagai kaum intelektual sebagai pengawal jalannya demokrasi di negara ini.
“Mahasiswa ini kan kelompok intelektual, dia seharusnya proaktif untuk membicarakan proses-proses politik untuk membackup proses demokrasi yang membela kepentingan rakyat. Malahan mahasiswa itu tidak boleh menjauhkan diri dari sikap kritis terhadap kasus politik. Mahasiswa itulah yang sebenarnya membangun koridor tersebut,” ujarnya.
Iran juga menambahkan menjelang pemilu 2024, dengan adanya diskusi seperti ini bisa menjadi pintu partisipasi anak muda untuk menjadi penyeimbang baru agar gagasan-gagasan untuk kepemimpinan bisa muncul ke publik.
“Fordeb berharap ini bisa membuka pintu baru partisipasi anak muda lebih aktif dalam demokrasi daerah. Hari ini kita membuka diskusi supaya ada pintu baru agar public bisa masuk. Menjelang Pemilu 2024, Fordeb mengusung ruh awal berdirinya Fordeb supaya gagasan-gagasan untuk kepemimpinan itu muncul agar public melihat gagasan itu,” tutupnya.
Reporter: Elvira, Iqbal dan Ilham
Penulis: Elvira dan Iqbal
Editor: Endy