Kemanusiaan saat ini bukan hanya digemparkan dengan isu politik dan kekuasaan antar negara yang begitu dramatik. Pada awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan kasus kemanusiaan dari isu kesehatan yakni wabah penyakit akibat infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV). Hal ini bermula pada 31 Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Data terbaru hingga 9 Februari melaporkan total sebanyak 37.553 kasus dengan total kematian sebanyak 813 kasus di seluruh dunia.
Coronavirus yang menginfeksi manusia dapat menyebabkan gejala flu ringan hingga penyakit dengan gejala berat akibat dua diantara keluarga virus ini yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) sendiri merupakan virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia dan pertama kali teridentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019. Penyebaran virus ini melalui kontak dekat antar orang ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, hal ini serupa dengan penyebaran penyakit akibat virus influenza.
Orang yang terinfeksi oleh Novel coronavirus (2019-nCoV) dilaporkan mempunyai gejala gangguan pernapasan akut sedang hingga berat yang meliputi demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Penyebaran infeksi awalnya bermula dari hewan namun penyebarannya saat ini terjadi antar manusia sehingga tingkat infeksi pada manusia menjadi terus meningkat.
Vaksin dan terapi penyembuhan untuk pasien yang terinfeksi oleh Novel coronavirus (2019-nCoV) saat ini belum didapatkan. Tindakan preventif yang efektif saat ini terbatas pada upaya menghindari paparan dari virus ini. Pasien yang terinfeksi oleh Novel coronavirus (2019-nCoV) saat ini hanya terbatas pada upaya terapi untuk mengurangi gejala dikarenakan belum ada terapi antiviral yang spesifik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari infeksi virus yang menyerang pernapasan meliputi
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
- Mengurangi aktivitas di luar rumah saat kita sakit.
- Tutupi batuk atau bersin dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat sampah.
- Bersihkan dan desinfeksi benda dan permukaan yang sering disentuh menggunakan semprotan pembersih rumah biasa.
- Facemask digunakan oleh orang-orang yang menunjukkan gejala coronavirus novel 2019, untuk melindungi orang lain dari risiko terinfeksi. Penggunaan facemask juga penting untuk petugas kesehatan.
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, terutama setelah pergi ke kamar mandi; sebelum makan; dan setelah meniup hidung, batuk, atau bersin.
- Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol dengan setidaknya 60% alkohol. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air jika tangan tampak kotor.
Rujukan bacaan:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCOV). Direktori Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
CDC. (2020). What you need to know about 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Who.int. (2020). Coronavirus. [online] Dapat diakses di: https://www.who.int/health-topics/coronavirus [Diakses pada 9 Feb. 2020].
Cdc.gov. (2020). Prevention, Treatment of Novel Coronavirus (2019-nCoV) | CDC. [online] Dapat diakses di: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/about/prevention-treatment.html [Diakses pada 9 Feb. 2020].
Penulis : Dery Wahyudi