Tenki no ko merupakan salah satu anime garapan Makoto Shinkai yang telah rilis di tahun 2019. Anime ini menjadi salah satu anime yang memang sangat ditunggu oleh para penggemar Shinkai, sebab anime-anime yang selalu ia rilis berhasil membuat animo masyarakat positif terhadap karya-karyanya. Namun, meski anime-anime karya Makoto Shinkai sudah banyak menuai pujian, apakah Tenki no Ko juga mendapat respon yang demikian? Berikut ulasan dari penulis.
Tenki no Ko berlatar pada sebuah kejadian hujan yang selalu turun dengan derasnya di kota Tokyo, yang mana orang-orang selalu berharap agar bisa melihat langit biru dan merasakan sinar matahari dari langit yang cerah dan beraktivitas seperti pada umumnya. Hina Amano, merupakan seorang gadis biasa yang berubah menjadi “Dewi Cuaca” yang dapat memanipulasi cuaca dengan berdoa. Ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Nagisa Amano dan hidup berdua setelah ditinggal oleh ibunya. Namun, pemeran utama dalam anime ini adalah Hodaka Morishima, seorang remaja yang kabur dari tempat asalnya ke Tokyo dan akhirnya bekerja dengan Keisuke Suga dan Natsumi di sebuah badan usaha penerbitan kecil yang membahas mengenai legenda urban Jepang. Lebih jelasnya, kalian bisa menonton langsung filmnya.
Baca juga:Nontonin Data “ALLTALE” Ala Kyoto yang Bikin Baper di Anime “Hello World”
Untuk film ini sendiri, sebenarnya penulis hanya bisa memberikan 7-7,5 dari 10. Film ini memang sangat bagus menggambarkan bagaimana keadaan kota Tokyo saat hujan sebagai latar suasana paling dominan, dan meskipun dimuncukan langit cerah hanya sebentar saja, efek yang ditampilkan saat cahaya muncul dan kota yang disinari sangat memukau untuk dilihat. Selain itu, memang perlu kita sadari bahwa kentalnya cerita dari ajaran Shinto mengenai adanya legenda “Dewi Cuaca” dibawakan secara tersirat melalui kebiasaan-kebiasaan yang Hina lakukan seperti berdoa melewati gerbang “Torii”, adanya kuil dan kisah yang menggambarkan kisah “Dewi Cuaca” saat Keisuke dan Natsumi menemui seorang narasumber untuk liputan legenda urbannya. Kebiasaan-kebiasaan yang umum dilakukan warga Tokyo juga digambarkan, dan meski berlatarkan hujan, anime ini bisa menunjukkan kehidupan manusia Jepang apa-adanya, terlepas dari kenyataan bahwa Hina bisa memanipulasi cuaca.
Baca juga:Crash Landing On You : Hidup Selalu Penuh Dengan Kejutan
Meskipun dengan efek yang bagus dan karakter-karakter yang ditonjolkan dengan baik, alur cerita anime ini bisa terbilang simpel dan kurang dapat memicu rasa haru seperti anime sebelumnya. Mungkin bagi kalian yang menonton, kisah manis akan didapat dalam beberapa scene saja, sementara jika diikuti secara keseluruhan, kesan seperti anak SMA biasa saja yang menjalani kehidupan cinta yang baru dijalani. Penulis merasa bahwa cerita seperti ini merupakan sebuah cerita yang umum ditemukan dan kurang dapat membawa rasa romantis yang kuat, walaupun saat Hina dan Hodaka bertemu di langit dan jatuh bersama bisa dibilang cukup menarik apalagi dengan soundtrack “Grand Escape” dari Radwimps ft. Toko Miura. Memang, dengan membawa unsur seperti legenda dalam ajaran Shinto bisa menjadi nilai plus dan fenomena alam yang terjadi dibalik kekurangan-kekurangan yang ada. Beberapa keunikan lain yang ditemukan di anime ini yaitu adanya karakter Taki dan Mitsuha dan karakter lain dari anime Your Name yang dimunculkan, bentuk lain dari dunia langit, hujan yang benar-benar tidak berhenti, dan beberapa spekulasi yang bisa saja muncul dibenak kita jika hal ini menjadi nyata seperti “Gimana caranya orang jepang bisa beraktivitas padahal hujan terus-terusan? Atau apa benar kalau gadis matahari benar-benar ada?” dan sebagainya.
Musik-musik di anime ini sangat direkomendasikan, seperti lagu Grand Escape dari Radwimps ft. Toko Miura, Is There Still Anything That Love Can Do? (愛にできることはまだあるかい) atau Ai ni Dekiru Koto wa Mada Aru kaidari Radwimps, dan lagu-lagu lainnya. Radwimps sebelumnya juga mengisi soundtrack dari anime Makoto Shinkai sebelumnya, “Your Name” dengan judul Katawaredoki,Zen zen zen, dan Yume Torou. Bahkan, lagu Zen zen zenmerupakan lagu yang paling banyak diputar di Jepang selama 2017.
Penulis: Marsianus Marthin