Aplikasi Tiktok sudah tak bisa lagi kita anggap sebelah mata. Dulunya aplikasi ini memang dianggap rendah oleh banyak orang. Ada yang bilang alay, buang-buang waktu percuma, tidak mendidik anak, bahkan mengurangi kemampuan dan kemauan untuk belajar. Dulunya aplikasi ini di Indonesia dikenalkan oleh artis cilik Bowo dan setelah beberapa waktu dikarenakan maraknya anak dibawah usia 13 tahun yang menggunakan tiktok, akhirnya aplikasi ini sempat diblokir oleh Menkominfo. Namun, sekarang diawal tahun 2020 saja dapat kita lihat begitu banyak yang kembali menggunakan aplikasi ini. Tak terkecuali mahasiswa Universitas Tanjungpura. Bahkan, penggunanya semakin bertambah dengan pengguna di berbagai fakultas. Penulis melakukan sebuah survei mengenai fenomena ini dengan metode wawancara dan jajak pendapat memakai kuisioner. Hasil yang diperoleh oleh penulis juga beragam.
Sebanyak 128 mahasiswa Universitas Tanjungpura turut mengambil bagian dari survei yang dilakukan oleh penulis. Dari 128 mahasiswa, sebanyak 48 orang mengatakan dengan menggunakan aplikasi tiktok sangat membantu dalam menghibur diri sendiri. 36 lainnya berpendapat hal yang sama yaitu bisa mengisi waktu luang bersama teman. 24 orang menjawab bahwa ketika memakai tiktok bisa melatih kreativitas, dan sisanya menjawab bahwa mereka bermain karena sebatas mengikuti tren.
Tiktok awalnya diperkenalkan oleh media sosial
Globalisasi membuat banyak hal semakin mudah diperkenalkan. Apalagi, media gawai juga semakin berkembang dengan beragam fitur yang menarik. Adanya platform seperti instagram, facebook, youtube, dan semacamnya memudahkan kita melihat berbagai hal. Salah satunya mengetahui adanya aplikasi tiktok dari video-video yang beredar di instagram. Beberapa mahasiswa mengaku bahwa mereka awalnya mengenal aplikasi tiktok dari instagram saat membuka fitur explorer atau instastory teman. Saat dibuka, ternyata terlihat menarik dan mereka pun akhirnya mencoba. Selain instagram, facebook juga menjadi salah satu platform media yang menyebarkan banyak video atau informasi seputar tiktok. Ada juga mahasiswa yang mengatakan bahwa dengan melihat dari sosial media, mereka bisa mengikuti tren tiktok yang berkembang seperti berbagai challenge ataupun lagu-lagu menarik yang bisa dilakukan dengan tiktok.
Diajak oleh teman atau kerabat terdekat
Sebagian mahasiswa Untan menjawab bahwa mereka mengenal tiktok karena diajak oleh teman atau kerabat terdekat. Memang, karena pada dasarnya sebagai manusia kita punya daya tarik tertentu terhadap suatu hal karena pengaruh oleh orang lain. Dengan adanya teman yang mengajak bermain, mereka bisa lebih dekat dan juga bisa mengisi waktu luang bersama.
Baca juga:Sutarmidji Berikan Donasi 250 Mahasiswa Rantau
Sebagai hiburan
Ada begitu banyak cara yang dilakukan oleh siapapun termasuk kalangan mahasiswa untuk bisa menghibur diri sendiri. Bisa dengan mendengar musik, menonton film, membaca buku, dan berbagai hobi lainnya. Beberapa mahasiswa juga menjawab bagaimana mereka bisa menghibur dirinya yaitu dengan bermain tiktok. Tentu saja, aplikasi ini memang bisa sangat menghibur karena fitur yang disediakan didalamnya. Dengan berbagai lagu, berbagai gaya, kita bisa lakukan sambil direkam oleh tiktok, kemudian kita lihat hasilnya. Selain itu, dengan melihat berbagai gaya dari postingan video tiktok orang lain di sosial media, banyak orang juga merasa tertantang melakukan hal sama. Orang disekitar kita juga bisa sangat terhibur akan berbagai gaya dan lagu dari rekaman yang kita lakukan.
Sarana kreativitas
Jika alasan menggunakan tiktok juga sebagai sarana hiburan, maka tidak akan lepas dari kreativitas juga ketika kita sebagai pengguna tidak bisa melakukan gaya ataupun tindakan yag menghibur. Biasanya, ada banyak konten video tiktok dengan berbagai gaya yang menarik dan unik. Sebut saja ada ubur-ubur challenge, lagu “… sekejam itu kau fitnahkan”, dan masih banyak lagi hal yang bisa digabungkan dalam pembuatan video kita juga. Biasanya, dengan melakukan hal yang unik dan lucu, kreativitas akan berkembang juga. Hal ini termasuk sangat positif.
Tiktok tidak bisa dianggap sebelah mata. Memang ada sebagian yang mengatakan bahwa menggunakan tiktok bisa jadi menandakan siapapun itu alay atau kurang kerjaan dan sebagainya. Tetapi, sebaiknya kita juga bisa berpikir bahwa tak selamanya tiktok buruk. Terbukti bahwa masih banyak mahasiswa Untan yang bermain tiktok, namun memiliki berbagai kelebihan.
Penulis: Marsianus